115 Bab V Analisis Pada bab ini akan dijabarkan mengenai identifikasi perkembangan transport stop, identifikasi karakteristik daya tarik fungsional dan kognitif yang mempengaruhi pelaku perjalanan, dan identifikasi daya tarik fungsional dan kognitif yang mempengaruhi perbedaan perkembangan transport stop di Koridor Jalan Lintas Sumatera sebagai analisis awal untuk menjawab sasaran penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. V.1. Identifikasi Perkembangan Transport Stop Dalam mengetahui pengaruh daya tarik sebagai inisiasi perkembangan transport stop di dalam Teori Development Axes, perlu diketahui perkembangan dari kedua transport stop yang dijadikan studi kasus terlebih dahulu. Karakteristik dari kedua transport stop dapat dilihat dari proporsi penggunaan lahan di Kawasan Rumah Makan Siang Malam dan Rumah Makan Bukit Kahuripan. Untuk membandingkan proporsi penggunaan lahan dapat menggunakan Lieberson’s similarity measure (Lieberson dalam Huang, 2016) sebagai berikut: “g” merupakan jenis penggunaan lahan pada lokasi “k” dan lokasi “j”. “G” merupakan total jenis penggunaan lahan yang sejenis pada lokasi “k” dan “j”. ρjg merupakan proporsi penggunaan lahan “g” pada lokasi “k” dan ρkg merupakan proporsi penggunaan lahan “g” pada lokasi “j”. Kedua lokasi semakin memiliki kesamaan penggunaan lahan (sejenis) apabila semakin besar nilai ∑������ ������� ������ ������=1������ �������. Untuk melihat kesamaan jenis antara kedua transport stop, maka dilakukan analisis proporsi penggunaan lahan yang sejenis sebagai berikut: 116 Tabel V. 1 Proporsi Penggunaan Lahan Kawasan Rumah Makan Siang Malam dan Bukit Kahuripan KODE KBLI PENGGUNAAN LAHAN Luas (Ha) Keterangan RM Siang Malam RM Bukit Kahuripan 94910 Aktivitas Organisasi Keagamaan 0.02 - Tidak Sejenis 85151 Satuan Pendidikan Anak Usia Dini/PAUD Al-Quran 0.24 - Tidak Sejenis 55120 Hotel Melati 0.17 - Tidak Sejenis 56101 Restoran/Rumah Makan 1.65 - Tidak Sejenis 47249 Perdagangan Eceran Makanan Lainnya 0.17 - Tidak Sejenis 56103 Kedai Makanan 0.14 0.12 Sejenis 45103 Perdagangan Eceran Mobil Baru 0.03 - Tidak Sejenis 45201 Reparasi Mobil 0.02 0.22 Sejenis 45202 Pencucian dan Salon Mobil 0.02 0.046 Sejenis 45407 Reparasi dan Perawatan Sepeda Motor 0.15 0.03 Sejenis Bengkel Pengelasan 0.14 - Tidak Sejenis 23929 Industri Bahan Bangunan dari Tanah Liat/Keramik Bukan Batu Bata dan Genteng 0.06 - Tidak Sejenis 10392 Industri Tahu Kedelai 0.11 - Tidak Sejenis 16101 Industri Penggergajian Kayu 0.35 - Tidak Sejenis 52109 Pergudangan dan Penyimpanan Lainnya 0.08 - Tidak Sejenis 47612 Perdagangan Eceran Hasil Pencetakan dan Penerbitan 0.01 - Tidak Sejenis 47301 Perdagangan Eceran Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas (BBG), dan Liqefied Petrolem Gas (LPG) di Sarana Pengisian Bahan Bakar Transportasi Darat, Laut, dan Udara 1.01 - Tidak Sejenis 47302 Perdagangan Eceran Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas (BBG), dan Liqefied Petrolem Gas (LPG) Selain di Sarana Pengisian Bahan Bakar Transportasi Darat, Laut, dan Udara 0 - Tidak Sejenis 03221 Pembesaran Ikan Air Tawar di Kolam 0.03 - Tidak Sejenis TOTAL 4.4 0.416 Sumber: Hasil Analisis, 2021 Ξ �.�=∑������ ������������� ������� ������ ������=1 Ξ �.�=∑ln(0,14+0,02+0,02+0,15)������ ln (0,12+0,22+0,046+0,03) ������ ������=1 =0,97 Hasil tersebut apabila dibandingkan dengan proporsi penggunaan lahan yang tidak sejenis sebesar 1,40 (∑pada penggunaan lahan tidak sejenis dalam Tabel V.1 G g=1 ) masih memiliki nilai di bawah proporsi penggunaan lahan yang tidak sejenis tersebut. Hal ini 117 menunjukkan bahwa proporsi penggunaan lahan yang tidak sejenis lebih besar dibandingkan dengan penggunaan lahan yang sejenis. Dari pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik kedua lokasi titik singgah ini memiliki karakteristik yang tidak sejenis. Langkah selanjutnya untuk mengetahui perkembangan transport stop adalah mengukur proporsi dari beberapa indikator untuk mengetahui rumah makan mana yang lebih memiliki tarikan lebih besar. Tarikan tersebut diasosiasikan dengan perkembangan yang lebih cepat karena tarikan akan mempengaruhi pergerakan singgah pada transport stop. Perkembangan transport stop sebagai titik singgah dapat diukur dengan metode yang dijabarkan oleh Huang (2016), berupa rasio penggunaan lahan, jaringan transportasi, dan poros perjalanan. Berikut hasil analisis terhadap perkembangan transport stop di Rumah Makan Siang Malam dan Rumah Makan Bukit Kahuripan. a. Rasio Penggunaan lahan Penggunaan lahan berpengaruh terhadap perilaku perjalanan, dapat dilihat dari aksesibilitas dan keragaman penggunaan lahan. Semakin besar aksesibilitas pada suatu kawasan akan semakin besar daya tarik (attractiveness) pada penggunaan lahan tersebut. Keberagaman penggunaan lahan pada suatu kawasan dapat diukur dengan menggunakan indeks entropi (Shannon dalam Huang, 2016) sebagai berikut: ������ �=∑������ ������� ��(ρ �������) ������ ������=1 ρkv = proporsi jenis penggunaan lahan dari v pada area dalam radius k Semakin besar nilai Hk akan semakin besar nilai daya tarik pada kawasan tersebut. Keragaman jenis penggunaan lahan disesuaikan dengan jenis kegiatan yang tercantum dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Berikut hasil proporsi jenis penggunaan lahan di kawasan Rumah Makan Siang Malam dan Rumah Makan Bukit Kahuripan. 118 Tabel V. 2 Klasifikasi dan Luas Jenis Penggunaan lahan Rumah Makan Siang Malam KODE KBLI PENGGUNAAN LAHAN Luas (Ha) 94910 Aktivitas Organisasi Keagamaan 0.02 85151 Satuan Pendidikan Anak Usia Dini/PAUD Al-Quran 0.24 55120 Hotel Melati 0.17 56101 Restoran/Rumah Makan 1.65 47249 Perdagangan Eceran Makanan Lainnya 0.17 56103 Kedai Makanan 0.14 45103 Perdagangan Eceran Mobil Baru 0.03 45201 Reparasi Mobil 0.02 45202 Pencucian dan Salon Mobil 0.02 45407 Reparasi dan Perawatan Sepeda Motor 0.15 Bengkel Pengelasan 0.14 23929 Industri Bahan Bangunan dari Tanah Liat/Keramik Bukan Batu Bata dan Genteng 0.06 10392 Industri Tahu Kedelai 0.11 16101 Industri Penggergajian Kayu 0.35 52109 Pergudangan dan Penyimpanan Lainnya 0.08 47612 Perdagangan Eceran Hasil Pencetakan dan Penerbitan 0.01 47301 Perdagangan Eceran Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas (BBG), dan Liqefied Petrolem Gas (LPG) di Sarana Pengisian Bahan Bakar Transportasi Darat, Laut, dan Udara 1.01 47302 Perdagangan Eceran Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas (BBG), dan Liqefied Petrolem Gas (LPG) Selain di Sarana Pengisian Bahan Bakar Transportasi Darat, Laut, dan Udara 0 03221 Pembesaran Ikan Air Tawar di Kolam 0.03 TOTAL 4.4 Sumber: Hasil Analisis, 2021 ������ �=������ ������� ��(ρ �������) ������ �=4,4 ��(4,4) ������ �=6,52 Kawasan Rumah Makan Siang Malam memiliki jenis kegiatan yang relatif beragam. Dalam analisis ini hanya memasukkan jenis kegiatan yang dimungkinkan akan memberikan tarikan pelaku perjalanan untuk singgah, misalnya kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan dan jasa, sarana umum dan sosial, serta dan lain sebagainya. Pada analisis ini tidak memasukkan kegiatan rumah karena tidak memberikan dampak terhadap pelaku perjalanan untuk singgah. Hasil analisis menunjukkan bahwa besaran rasio penggunaan lahan untuk kawasan Rumah Makan Siang Malam adalah 119 6,52. Nilai rasio ini dipengaruhi oleh banyaknya jenis kegiatan yang ada pada kawasan ini, sehingga nilai rasionya menjadi tinggi. Berbeda halnya dengan kawasan Rumah Makan Bukit Kahuripan. Pada kawasan ini jenis kegiatan hanya yang dapat menjadi tarikan untuk singgah hanya berupa warung dan bengkel kendaraan saja. Nilai besaran rasio penggunaan lahan di Rumah Makan Bukit Kahuripan adalah sebesar -0,88. Nilai ini menunjukkan bahwa besaran daya tarik penggunaan lahan relatif kecil jika dibandingkan dengan Rumah Makan Siang Malam. Untuk lebih jelasnya hasil analisis rasio penggunaan lahan kawasan Rumah Makan Bukit Kahuripan dapat dilihat di bawah ini. Tabel V. 3 Klasifikasi dan Luas Jenis Penggunaan lahan Rumah Makan Bukit Kahuripan KODE KBLI PENGGUNAAN LAHAN ρKv 94910 Masjid - 85151 TPA/TPQ - 55120 Hotel Melati - 56101 Restoran/Rumah Makan - 47249 Perdagangan Eceran Makanan Lainnya - 56103 Kedai Makanan 0.12 45103 Perdagangan Eceran Mobil Baru - 45201 Reparasi Mobil 0.22 45202 Pencucian dan Salon Mobil 0.046 45407 Reparasi dan Perawatan Sepeda Motor 0.03 Bengkel Pengelasan - 23929 Industri Bahan Bangunan dari Tanah Liat/Keramik Bukan Batu Bata dan Genteng - 10392 Industri Tahu Kedelai - 16101 Industri Penggergajian Kayu - 52109 Pergudangan dan Penyimpanan Lainnya - 47612 Perdagangan Eceran Hasil Pencetakan dan Penerbitan - 47301 Perdagangan Eceran Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas (BBG), dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) di Sarana Pengisian Bahan Bakar Transportasi Darat, Laut, dan Udara - 47302 Perdagangan Eceran Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas (BBG), dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) Selain di Sarana Pengisian Bahan Bakar Transportasi Darat, Laut, dan Udara - 120 KODE KBLI PENGGUNAAN LAHAN ρKv 03221 Pembesaran Ikan Air Tawar di Kolam - TOTAL 0.416 Sumber: Hasil Analisis, 2021 ������ �=������ ������� ��(ρ �������) ������ �=0,416 ��(0,416) ������ �=−0,88 b. Jaringan Transportasi Pemilihan titik singgah juga dapat diukur dari jaringan transportasi. Pemulihan diukur dengan menggunakan indikator perubahan kecepatan dalam berkendara (discontinuity speed), indeks perputaran (turn index), dan kepadatan simpang. Indikator kecepatan dalam berkendara diukur dari adanya perubahan kecepatan pada rute tertentu dari origin-destination dibagi panjang jarak rute tersebut. Titik origin diasumsikan adalah Pelabuhan Bakauheni karena dari hasil survei, perjalanan yang mendominasi adalah berasal dari Pulau Jawa menuju ke Pulau Sumatera. Sedangkan destination adalah Rumah Makan Siang Malam dan Rumah Makan Bukit Kahuripan (titik singgah). Berdasarkan pada origin dan destination tersebut, maka perubahan kecepatan dalam berkendara antara lokasi “j” dan “k” dapat diukur dengan: Vq merupakan kecepatan pada saat tertentu dalam perjalanan dari titik “j” menuju ke titik “k”. T merupakan total waktu yang ditempuh dari titik “j” ke “k”. Waktu yang dibutuhkan dari Pelabuhan Bakauheni menuju ke Rumah Makan Bukit Kahuripan adalah 25 menit (0,4167 jam) dan waktu yang diperlukan dari Pelabuhan Bakauheni menuju ke Rumah Makan Siang Malam adalah 28 menit (0,467 jam). Berdasarkan kondisi eksisting, |Vq – Vq+1| > 0 sehingga menggunakan formula: ᴪ �.�=�� Σ(|������ ������− ������ ������+1|) ������ �.� Hasil dari perubahan kecepatan berkendara di kawasan Rumah Makan Siang Malam adalah sebagai berikut: 121 ᴪ �.�=�� (|45−30|+|65−45|+|70−65|+|50−70|+|60−70|+|40−60|) 0,4167 ᴪ �.�=�� 100 0,467 =9,86 Besaran tarikan terhadap Rumah Makan Siang Malam dilihat dari perubahan kecepatan dari Pelabuhan Bakauheni hingga Rumah Makan Siang Malam adalah 9,86. Jika dibandingkan dengan besaran tarikan pada Rumah Makan Bukit Kahuripan, tarikan memiliki nilai 10,52 menunjukkan besaran tarikan yang lebih kecil. Hasil dari perubahan kecepatan berkendara di kawasan Rumah Makan Bukit Kahuripan adalah sebagai berikut: ᴪ �.�=�� (|45−30|+|65−45|+|70−65|+|50−70|+|60−50|) 0,4167 ᴪ �.�=�� 80 0,4167 =10,52 Berdasarkan kedua nilai perubahan kecepatan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa besarnya daya tarik Rumah Makan Bukit Kahuripan lebih kecil dibandingkan dengan Rumah Makan Siang Malam. Hal tersebut dikarenakan semakin besar perubahan kecepatan maka akan semakin kecil tarikan pada titik singgah tersebut. 122 Halaman ini sengaja dikosongkan 123 Gambar V. 1 Peta Perubahan Kecepatan di Rumah Makan Siang Malam Sumber: Hasil Survei Primer, 2020 124 Halaman ini sengaja dikosongkan 125 Gambar V. 2 Peta Perubahan Kecepatan di Rumah Makan Bukit Kahuripan Sumber: Hasil Survei Primer, 2020 126 Halaman ini sengaja dikosongkan 127 Tarikan pada lokasi singgah, juga dapat diukur dengan menggunakan indeks perputaran (turn index) yang didapatkan dari proses kuantifikasi jumlah perputaran yang dilakukan oleh pengendara dari origin ke destination (Huang dan Levinson, 2015).