Hasil Ringkasan
47 IV. Bab 4 Kondisi Kebencanaan di Kelurahan Kamal Muara, Kota Jakarta Utara dan Desa Lembang, Kabupaten Bandung Barat berdasarkan Persepsi Masyarakat Bab ini berisi hasil temuan di lapangan mengenai bagaimana kondisi kebencanaan di dua lokasi studi, yaitu Kelurahan Kamal Muara, Kota Jakarta Utara dan Desa Lembang, Kabupaten Bandung Barat berdasarkan persepsi masyarakat. IV.1 Kelurahan Kamal Muara, Kota Jakarta Utara Kelurahan Kamal Muara terletak di utara Jakarta dan merupakan bagian dari wilayah administrasi Kecamatan Penjaringan Kota Jakarta Utara. Kelurahan Kamal Muara ini merupakan pecahan dan gabungan dari Kelurahan Kapuk, Kelurahan Tegal Alur dan Kelurahan Kamal dan diresmikan dengan Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. 2561/2003 Tahun 2003. Luas wilayah Kelurahan Kamal Muara kurang lebih 1.052 Hektar (Laporan Kelurahan Kamal Muara, 2017). Kelurahan Kamal Muara terdiri dari 6 RW dengan karakteristik yang berbeda. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, karakteristik RW berdasarkan karakteristik penduduk dan tipe bangunan rumahnya dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu: 1) wilayah RW dengan penduduk di permukiman padat dan memiliki tingkat perekonomian menengah kebawah; 2) wilayah RW dengan permukiman yang cukup teratur dan sebagian besar terdiri dari industri; dan 3) wilayah RW dengan perumahan mewah dan merupakan bagian dari Kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK). Gambar IV.1 menunjukkan peta Kelurahan Kamal Muara. 48 Gambar IV.1 Peta Administrasi Kelurahan Kamal Muara (Modifikasi dari Laporan Kelurahan Kamal Muara, 2017) Di Kelurahan Kamal Muara terdapat 3.257 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 14.198 jiwa terdiri dari 7.198 pria dan 6.871 wanita. IV.1.1 Ancaman Bencana Gempa bumi di Kelurahan Kamal Muara, Kota Jakarta Utara Berdasarkan hasil penelitian, Jakarta memiliki potensi terhadap bencana gempa bumi (Sengara dkk, 1999; Cummin, 2016; Gunawan dkk, 2019). Sumber gempa di Jakarta ini berasal dari subduksi lempeng Australia di bawah lempeng Eurasia (Sengara dkk, 1999; Cummin, 2016; Gunawan dkk, 2019) dengan magnitude Mw 8,7 (Cummin, 2016 dan Gunawan dkk, 2019). Sumber lain yang dapat menyebabkan gempa di Jakarta adalah Sesar Semangko yang melewati Selat Sunda (Sengara dkk, 1999) yang kini dikenal dengan Sesar Baribis (Gunawan dkk, 2019 dan Pusgen, 2017). Bukti lain menyatakan bahwa Jakarta pernah mengalami kejadian bencana gempa bumi pada tahun 1780 hingga menghancurkan Kota Batavia pada saat itu (Cummin, 2016). 49 Berbeda dengan para peneliti, masyarakat menganggap bahwa wilayahnya tidak rawan terhadap bencana gempa bumi. Hal ini karena sejak tahun 1780 hingga penelitian ini dilakukan, belum pernah terjadi gempa besar yang merusak. Masyarakat merasakan goncangan gempa bumi yang merupakan gempa bumi yang bersumber di Barat Daya Banten dengan kekuatan Mw 5,9 pada tanggal 26 Januari 2018 (BMKG, 2018). Berdasarkan hasil statistik yang digunakan, 84% responden menyatakan bahwa wilayahnya tidak rawan gempa (Gambar IV.2) serta ancaman bencana gempa bumi rendah dan tidak ada ancaman (Gambar IV.3). Gambar IV.2 Hasil Statistik Persepsi Responden terhadap Kerawanan Bencana di Kel. Kamal Muara Gambar IV.3 Hasil Statistik Persepsi Responden terhadap Tingkat Ancaman Bencana di Kel.