Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB Jurnal Perencanan Wilayah dan Kota 1 SAPPK No.1 | 1 Analisis GIS-Based dalam Penyelesaian Permasalahan Rute Bus Sekolah Togi Haidat Mangara (1) , Dr. Eng., Puspita Dirgahayani, ST., M.Eng. (2) (1) Magister Transportasi, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB. (2) KK Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Kebijakan, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis rute bus sekolah yang efektif dan efisien dalam melayani pergerakan pelajar. Penelitian ini memiliki sasaran untuk memperluas jangkauan layanan dan meminimalisir waktu tempuh bus sekolah. Penelitian ini dilakukan di Kota Bandung dengan mengambil studi kasus rute K-02 Dago – Leuwipanjang yang merupakan salah satu dari empat rute bus sekolah yang sudah berjalan di Kota Bandung. Terdapat tujuh sekolah yang dikaji dan 67 kelurahan dimana kelurahan tersebut merupakan domisili pelajar atau origin dalam penelitian ini. Metodologi yang digunakan untuk analisis dalam penelitian ini adalah analisis jaringan yang menggunakan teknologi berbasis SIG (GIS-based network analyst) untuk menemukan solusi terhadap permasalahan rute bus sekolah tersebut. Analisis tersebut dilakukan berdasarkan School Bus Routing Problem dimana sasaran dalam SBRP tersebut adalah untuk menemukan rute dengan waktu tercepat dan jarak terpendek, mengoptimalkan jarak berjalan kaki bagi pelajar, dan menentukan jumlah halte yang optimal. Adapun hambatan dalam permasalahan tersebut adalah adanya jendela waktu yang harus dipenuhi, waktu tempuh maksimal, dan waktu penjemputan tercepat yang keseluruhan hambatan tersebut diselesaikan melalui analisis tersebut. Simulasi yang dilakukan tersebut menghasilkan rute efektif dengan 30 domisili yang dapat terlayani oleh rute bus sekolah (44 % dari total domisili), terdapat 23 halte terpilih, walaupun waktu tempuh masih belum sesuai harapan, yaitu 2 jam 30 menit. Kata-kunci: analisis berbasis SIG, rute efektif, SBRP Pengantar Kota Bandung terkenal sebagai salah satu kota pendidikan di Indonesia. Tamin (2002) dan Bandung Urban Mobility Project (2015) mengeluarkan data yang mendukung asumsi tersebut bahwa 51 % pergerakan dengan angkutan umum di pagi hari didominasi oleh pergerakan dengan tujuan pendidikan. Maka, dapat dikatakan bahwa pergerakan dengan tujuan pendidikan memberikan kontribusi yang tinggi pada pola pergerakan lalu lintas, khususnya di pagi hari. Pergerakan tersebut difasilitasi dengan diluncurkannya program bus sekolah yang melayani empat rute, dimana salah satunya adalah rute K-02 Dago – Leuwipanjang. Tetapi, berdasarkan dari penelitian Mangara (2017) ditemukan fakta bahwa rute tersebut memiliki tingkat keterisian yang rendah dikarenakan para pelajar yang bersekolah di sekolah – sekolah yang dilalui oleh rute tersebut enggan menggunakan bus sekolah dengan alasan khawatir akan terlambat dan juga tidak melewati rumah Alasan pelajar yang menyatakan bahwa rumahnya tidak dilewati oleh bis sekolah didukung melalui observasi dalam penelitian ini dimana pelajar yang tidak menggunakan bus sekolah memiliki alasan yang sama yaitu rutenya tidak melewati rumah dan/atau sekolah, pelajar harus berjalan jauh untuk dapat naik bus sekolah, dan alasan lain seperti lebih nyaman diantar orang tua atau menggunakan kendaraan pribadi. Analisis GIS-Based dalam Penyelesaian Permasalahan Rute Bus Sekolah 2 | Jurnal Perencanan Wilayah dan Kota 1 SAPPK No.1 Penelitian ini bertujuan untuk menemukan rute bus yang efektif dan efisien dalam melayani pergerakan pelajar dengan sasarannya untuk memperluas jangkauan layanan (service area) dari bus sekolah dan juga meminimalisir waktu tempuh perjalanan bus sekolah agar pelajar dapat menempuh perjalanan ke sekolah dengan tepat waktu. Jurnal ini disusun dengan sistematika sebagai berikut. Bagian kedua menjelaskan secara singkat mengenai kajian literatur yang digunakan dalam penelitian. Bagian ketiga menjelaskan mengenai analisis berbasis SIG yang digunakan untuk simulasi rute yang efektif dan efisien. Bagian keempat menjelaskan penggunaan analisis tersebut dalam konteks rute K-02 Dago – Leuwipanjang. Bagian terakhir merupakan kesimpulan dari jurnal ini. Kajian Literatur Penelitian terkait dengan penyusunan rute efektif sudah dikenal dalam penelitian – penelitian School Bus Routing Problem (SBRP) sebelumnya. SBRP sendiri sudah muncul sejak tahun 1969 oleh Newton & Thomas sebagaimana disebutkan oleh Kim & Park (2009) dan Ellegood, dkk. (2019). Dalam beberapa dekade tersebut, penelitian mengenai SBRP sudah berkembang pesat namun pada intinya, Ellegood, dkk (2019) menyebutkan bahwa inti yang dibahas dalam SBRP adalah pemilihan halte bus sekolah, penentuan rute bus sekolah, penjadwalan rute bus sekolah, penyesuaian waktu sekolah, dan kebijakan transportasi strategis. Hal tersebut merupakan pengembangan dari jurnal Park & Kim (2009) yang hanya menyebutkan pemilihan halte bus sekolah, penentuan rute, penjadwalan rute, dan penyesuaian waktu sekolah. Ellegood, dkk (2019) memberikan klasifikasi terhadap penelitian SBRP yang dapat dilihat pada Tabel 1. Walaupun dalam penelitian ini terdapat penyesuaian yang dapat dilihat pada Tabel 2. Pada kategori tujuan dan hambatan tersebut disesuaikan dengan tujuan dan sasaran dari penelitian ini. Fokus pada penelitian ini adalah menentukan titik halte bus sekolah dan bus sekolah dalam rangka menyusun rute yang efektif dan efisien yang mampu melayani pergerakan pelajar di Kota Bandung. Ellegood, dkk (2019) menjelaskan bahwa sub permasalahan pemilihan pemberhentian bus bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi pemberhentian bus untuk setiap pelajar yang menaiki bus, yang umumnya berdasarkan pada daftar calon lokasi pemberhentian bus. Dijelaskan lebih lanjut, lokasi – lokasi tersebut biasanya disediakan oleh pihak berwenang dari suatu distrik (dalam konteks Indonesia disediakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota atau jajaran dibawahnya), dan bisa jadi berdasarkan karakteristik sisi jalannya (seperti aspek jarak pandang yang membuat tempat pemberhentian bus lebih diinginkan dan aman). Menurut Kim & Park (2009), penentuan halte bus sekolah dapat dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu strategi LAR (location – allocation – routing) dan strategi ARL (allocation – routing – location).