43 Bab IV Analisis dan Pembahasan Analisis secara keseluruhan dilakukan untuk menjawab sasaran keempat, yaitu identifikasi alternatif model rute bus sekolah Kota Bandung dengan mempertimbangkan aspek – aspek teknis maupun non-teknis di lapangan. Data yang digunakan untuk analisis ini diperoleh baik dengan pengumpulan data primer maupun data sekunder. IV.1 Analisis Jangkauan Area Konsentrasi Pelajar Pada Subbab IV.2 dijelaskan mengenai sebaran pelajar di Kota Bandung berdasarkan sekolah – sekolah yang terpilih. Sebaran pelajar sebagaimana dijelaskan memiliki pola sebaran yang luas dimana pelajar dari sekolah – sekolah yang dikaji berasal dari hampir seluruh kelurahan di Kota Bandung bahkan tidak sedikit yang berasal dari wilayah sekitar Kota Bandung. Sebaran pelajar yang cenderung sporadis ini tidak hanya terjadi kepada pelajar kelas VIII dan IX pada jenjang SMP dan kelas XI dan XII pada jenjang SMA saja, melainkan juga kepada pelajar kelas VII dan kelas X tahun ajaran 2019 dimana diberlakukan zonasi berdasarkan aturan PPDB 2019. Hal ini dikarenakan sistem zonasi pada PPDB 2019 tidak membatasi sebaran pelajar hanya saja memberikan penilaian lebih kepada pelajar yang rumahnya lebih dekat ke sekolah yang dituju. Dalam subbab ini, akan dilakukan analisis untuk menghitung jangkauan konsentrasi pelajar terhadap tempat perhentian angkutan umum, sekolah – sekolah terpilih, dan koridor K-02 Dago – Leuwipanjang. IV.1.1 Jangkauan Area Konsentrasi Pelajar terhadap Tempat Perhentian Angkutan Umum Dalam analisis ini, tempat perhentian angkutan umum yang dikaji adalah halte bus sekolah pada koridor K-02 Dago – Leuwipanjang dan juga halte Trans Metro Bandung. Penambahan halte Trans Metro Bandung itu dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa sebaran pelajar, sebagaimana dijelaskan pada Subbab IV.2, sangat sporadis tersebar di seluruh Kota Bandung bahkan kepada wilayah sekitarnya. Batasan wilayah yang termasuk dalam analisis ini hanyalah terbatas kepada pelajar yang berada dalam domisili Kota Bandung sebagai target utama dari 44 penyelenggaraan bus sekolah ini. Adapun Trans Metro Bandung ditambahkan mengingat program ini pun berada di dalam kewenangan yang sama, yaitu Dinas Perhubungan Kota Bandung. Analisis ini menggunakan fungsi Near pada ArcMap 10.6. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel IV-1 dan Tabel V-2. Tabel IV-1 Jangkauan Area Konsentrasi Pelajar Terhadap Halte Bus Sekolah Jarak (m) Keterangan Terdekat 259,56 Domisili Babakan Ciamis Terjauh 11979,99 Domisili Cisurupan Rata - Rata 3847,07 Sumber : Hasil Analisis, 2020 Data tersebut menyebutkan bahwa bahwa jarak terdekat adalah 259,56 meter dimana pelajar – pelajar tersebut berasal dari kelurahan Babakan Ciamis. Jika disandingkan dengan matriks asal – tujuan (Lampiran A) maka dapat diketahui bahwa pelajar tersebut berasal dari SMPN 5 Kota Bandung dan SMPN 11 Kota Bandung. Sementara jarak terjauh berasal dari kelurahan Cisurupan dengan jarak 11.979,99 meter (11,9 km) yang berasal dari SMPN 5 Kota Bandung. Dan rata – rata jarak antara rumah pelajar dengan halte bus sekolah terdekat adalah 3.847,07 meter (3,9 km). Tabel IV-2 Jangkauan Area Konsentrasi Pelajar Terhadap Halte TMB Jarak (m) Keterangan Terdekat 106,04 Domisili Kebonjeruk Terjauh 5.215,16 Domisili Ciumbuleuit Rata - Rata 1.132,05 Sumber : Hasil Analisis, 2020 Dari hasil tersebut didapatkan bahwa jarak terdekat adalah 106,04 meter dimana berdomisili di kelurahan Kebonjeruk dengan asal sekolah SMPN 3, SMPN 5, SMPN 11, dan SMPN 35 Kota Bandung. Sementara jarak terjauh berasal dari kelurahan Ciumbuleuit dengan jarak 5.215,16 meter (5,2 km) denagn asal sekolah SMPN 5, SMPN 35, dan SMAN 19 Kota Bandung. Jarak rata – rata antara rumah pelajar dengan halte TMB terdekat adalah 1.132,05 meter (1,1 km). Dari hasil kedua tabel tersebut maka dapat disimpulkan sementara bahwa program bus sekolah, khususnya koridor K-02 Dago – Leuwipanjang, harus didukung dengan program lain seperti Trans Metro Bandung. 45 IV.1.2 Jangkauan Area Konsentrasi Lokasi Rumah Pelajar terhadap Sekolah Didalam subbab IV.2 sudah dijelaskan mengenai sebaran pelajar akan tetapi belum menyebutkan jarak dari konsentrasi pelajar tersebut terhadap sekolah masing – masing. Analisis jarak ini menggunakan fungsi Near pada ArcMap 10.6. Perhitungan dilakukan berdasarkan sekolah – sekolah yang menjadi kajian dalam penelitian ini. Tabel IV-3 Jangkauan Area Konsentrasi Rumah Pelajar terhadap Sekolah SMPN 3 Kota Bandung Jarak (m) Keterangan Terdekat 246,91 Domisili Kelurahan Pungkur Terjauh 11.842,58 Domisili Kelurahan Cipadung Kidul Rata - Rata 3.195,31 SMPN 5 Kota Bandung Jarak (m) Keterangan Terdekat 101,19 Domisili Kelurahan Dago Terjauh 11.947,9 Domisili Kelurahan Cisurupan Rata - Rata 2.167,24 SMPN 11 Kota Bandung Jarak (m) Keterangan Terdekat 52,01 Domisili Kelurahan Ciateul Terjauh 11.449,96 Domisili Kelurahan Cipadung Kidul Rata - Rata 3.580,59 SMPN 35 Kota Bandung Jarak (m) Keterangan Terdekat 112,08 Domisili Kelurahan Dago Terjauh 5.138,52 Domisili Kelurahan Kebonjeruk Rata - Rata 2.943,06 SMAN 1 Kota Bandung Jarak (m) Keterangan Terdekat 494,33 Domisili Kelurahan Lebakgede Terjauh 6.995,25 Domisili Kelurahan Sukamiskin Rata - Rata 3.480,94 SMAN 11 Kota Bandung Jarak (m) Keterangan Terdekat 31,36 Domisili Kelurahan Kebonlega Terjauh 9.302,38 Domisili Kelurahan Cisaranten Kidul Rata - Rata 3.047,4 46 Tabel V-3 (Lanjutan) SMAN 19 Kota Bandung Jarak (m) Keterangan Terdekat 101,19 Domisili Kelurahan Dago Terjauh 12.454,05 Domisili Kelurahan Cipadung Rata - Rata 3.588,98 Sumber : Hasil Analisis, 2020 Berdasarkan Tabel V-3, dapat dilihat bahwa rata – rata jangkauan layanan terhadap masing – masing sekolah berada pada rentang sekitar ± 2.100 – 3.500 meter. Jarak terjauh pun berada pada rentang ± 5.000 – 12.000 meter (5 – 12 km). Dengan begitu, adanya peraturan zonasi yang bertujuan untuk mendekatkan pelajar dengan sekolahnya belum berjalan sepenuhnya. Peraturan zonasi dalam PPDB memang tidak secara eksplisit melarang pelajar yang rumahnya berada jauh dari sekolah akan tetapi peluang untuk dapat diterima di sekolah yang dituju semakin besar ketika pelajar tersebut berada tidak jauh dari sekolahnya. Dari hasil tersebut kemudian dipetakan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari jangkauan layanan dari sekolah – sekolah tersebut. Pemetaan tersebut dilakukan dengan alat Network Analyst dari ArcMap 10.6 dengan menggunakan fungsi New Service Area, yang mengaplikasikan fungsi jarak untuk memetakan jangkauan layanan dari masing – masing sekolah tersebut. Hasil pemetaan tersebut dapat dilihat pada Gambar V-1 sampai dengan Gambar V-7. Dari hasil pemetaan tersebut dapat disimpulkan bahwa sekolah – sekolah yang dikaji memiliki jangkauan yang luas, dimana rata – rata melayani dengan jangkauan jarak hingga hampir meliputi satu Kota Bandung. Jangkauan jarak yang terlalu luas ini akan berpengaruh terhadap waktu tempuh dimana waktu tempuhnya akan menjadi lebih lama. Jangkauan layanan yang dipetakan tersebut menggunakan data – data jarak terjauh, jarak terdekat, dan jarak rata – rata dai Tabel V-3. Jangkauan jarak ini akan dibandingkan dengan simulasi perhitungan jangkauan layanan berdasarkan waktu tempuh kendaraan pribadi yang akan dibahas pada Subbab V.2. 47 Gambar IV-1 Jangkauan Area Layanan SMPN 3 Kota Bandung 48 Gambar IV-2 Jangkauan Area Layanan SMPN 5 Kota Bandung 49 Gambar IV-3 Jangkauan Area Layanan SMPN 11 Kota Bandung 50 Gambar IV-4 Jangkauan Area Layanan SMPN 35 Kota Bandung 51 Gambar IV-5 Jangkauan Area Layanan SMAN 1 Kota Bandung 52 Gambar IV-6 Jangkauan Area Layanan SMAN 11 Kota Bandung 53 Gambar IV-7 Jangkauan Area Layanan SMAN 19 Kota Bandung 54 IV.1.3 Jangkauan Area Konsentrasi Lokasi Rumah Pelajar Terhadap Koridor K-02 Koridor Rute K-02 Dago – Leuwipanjang membentang sepanjang ± 20 km. Analisis ini dilakukan untuk mengukur seberapa jauh potensi sebaran penumpang yang dapat diarahkan untuk menggunakan layanan bus sekolah koridor K-02 ini. Analisis ini menggunakan fungsi Near pada ArcMap 10.6. Tabel IV-4 Jangkauan Area Konsentrasi Lokasi Rumah Pelajar terhadap Koridor K-02 Jarak (m) Keterangan Terdekat 55,78 Kelurahan Cikawao Terjauh 11.647,99 Kelurahan Cisurupan Rata - rata 27.25,81 Sumber : Hasil Analisis, 2020 Dari Tabel V-4, dapat dilihat bahwa jarak terdekat rumah pelajar terhadap rute adalah 55,78 meter yang berasal dari kelurahan Cikawao yang jika disandingkan dengan Matriks Asal Tujuan (Lampiran A) merupakan pelajar asal sekolah SMPN 3 dan SMPN 11 Kota Bandung. Sementara jarak terjauh berasal dari kelurahan Cisurupan dengan jarak 11.647,99 meter (11,7 km) dengan pelajar yang berasal dari SMPN 5 Kota Bandung. IV.2 Analisis Jangkauan Layanan Transportasi Umum Berdasarkan pada ruang lingkup wilayah (Subbab I.5.2), koridor yang dikaji adalah koridor bus sekolah K-02 Dago – Leuwipanjang. Dalam upaya memahami lingkup wilayah yang akan digunakan dalam pemodelan ini, maka terlebih dahulu dilakukan analisis untuk melihat jangkauan layanan transportasi umum baik terhadap domisili pelajar yang direpresentasikan dengan centroid maupun terhadap lokasi sekolah yang dikaji. Untuk kedua jangkauan tersebut, analisis menggunakan fungsi buffer pada ArcMap 10.6 dengan radius buffer 350 m dan 700 m yang didapatkan dari jarak berjalan kaki maksimal dengan asumsi pelajar berjalan kaki dari tempat mereka turun dari transportasi umum. Dalam Subbab V.2 ini, istilah yang digunakan adalah transportasi umum dimana bukan hanya bus sekolah yang dicari jangkauan layanannya tetapi juga ditambahkan 5 koridor Trans Metro Bandung sebagai patokan yang akan digunakan dalam memodelkan rute bus sekolah pada Subbab V.3. 55 IV.2.1 Jangkauan Layanan Transportasi Umum terhadap Domisili Pelajar Berdasarkan hasil observasi yang dijelaskan pada Subbab IV.2, terdapat 139 titik asal (origin) yang merupakan domisili pelajar berdasarkan hasil penyebaran kuisioner yang dilakukan di 7 (tujuh) sekolah kajian. Seluruh titik asal yang diambil tersebut dibatasi untuk wilayah Kota Bandung saja. Dari hasil analisis ini akan membagi centroid tersebut kedalam dua kategori yaitu centroid terlayani dan centroid tidak terlayani. Dua kategori tersebut dipilih berdasarkan hasil buffer baik dari rute TMB maupun rute Bus Sekolah K-02 Dago – Leuwipanjang dimana jika centroid masuk ke dalam zona buffer tersebut maka dikategorikan sebagai terlayani dan sebaliknya. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar V-8. Gambar IV-8 Peta Jangkauan Layanan Transportasi Umum terhadap Domisili Pelajar Domisili pelajar yang terlayani ditandai dengan bulatan warna hijau dan yang tidak terlayani dengan warna merah.