33 Bab III Metodologi Penelitian Suatu penelitian memerlukan data dan informasi yang digunakan dalam menghasilkan suatu analisis. Oleh karena itu, diperlukan metodologi penelitian mulai dari pendekatan penelitian yang digunakan, metode pengumpulan data, dan metode analisis. III.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan suatu fenomena yang terjadi secara eksisting dan kondisi eksisting tersebut direpresentasikan untuk menggambarkan kondisi di masa mendatang dimana secara garis besar penelitian ini bersifat deskriptif. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif dengan metode penelitian kuantitatif. Metode tersebut memiliki pengertian yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, dan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7). III.2 Metode Pengumpulan Data Data merupakan salah satu hal penting dalam penelitian, karena suatu penelitian dapat dikatakan valid jika memiliki data – data yang valid juga. Oleh karena itu, pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam penelitian. Dalam penelitian, terdapat istilah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung oleh peneliti baik dengan observasi langsung, wawancara, atau sejenisnya. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data – data tertulis seperti perundangan, textbook, artikel, dan semacamnya. Dari perbedaan tersebut maka cara memperoleh datanya pun berbeda. A. Pengumpulan Data Primer Dalam penelitian “Kinerja Pelayanan Bus Sekolah di Kota Bandung” ini, untuk mendapatkan data primer akan dilakukan observasi langsung dan penyebaran kuisioner. 34 1. Observasi Langsung Merupakan cara pengambilan data dengan memanfaatkan indera penglihatan secara langsung yang dengan kata lain data yang diambil merupakan data – data yang secara fisik diamati di lapangan.. Adapun data yang diobservasi adalah sebagai berikut: - Kondisi rute yang dilalui oleh Bus Sekolah. - Sebaran lokasi prasarana bus sekolah seperti: o Shelter atau halte khusus bus sekolah o Shelter atau halte bus umum/angkot yang digunakan oleh bus sekolah 2. Penyebaran Kuisioner Pengambilan data ini dilakukan dengan mengambil keterangan melalui penyebaran daftar pertanyaan kepada responden. Sifat dari pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner adalah pertanyaan tertutup, dimana tidak memungkinkan adanya jawaban yang keluar dari maksud pertanyaan. Penyebaran kuisioner ini dilakukan untuk menjawab sasaran pertama dan juga sebagai salah satu input untuk sasaran tiga. Penentuan sampel responden dilakukan dengan cara multistage sampling. Tahapan pertama adalah pengelompokkan sekolah – sekolah yang akan dicari sampelnya. Pemilihan sekolah ini didasarkan terhadap sekolah – sekolah yang dilalui oleh bus sekolah koridor K2 Dago – Leuwipanjang. Lalu sekolah – sekolah tersebut kemudian dipilih kembali melallui overlay dengan zona – zona sekolah berdasarkan pada Peraturan Walikota Bandung Nomor 13 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak – Kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama. Untuk Sekolah Menengah Atas, berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2019 tentang PPDB SMA, SMK, dan SLB, tidak membagi Kota Bandung menjadi zona – zona berdasarkan sekolah dan kecamatannya sebagaimana dilakukan pada Perwal Bandung Nomor 13 Tahun 2019 35 sehingga tidak dilakukan overlay peta karena hanya ada satu zona untuk SMA di Kota Bandung. Adapun sekolah tersebut dibatasi menjadi tingkat Menengah Pertama dan Menengah Atas dengan status Sekolah Negeri. Asumsinya adalah para pelajar Sekolah Dasar tidak memiliki tingkat kemandirian yang sama seperti pelajar pada tingkat diatasnya sehingga pelajar Sekolah Dasar tidak menjadi pertimbangan responden. Adapun asumsi untuk pemilihan sekolah negeri adalah program bus sekolah tersebut merupakan program publik yang terpengaruh oleh kebijakan zonasi untuk sekolah negeri sehingga sekolah swasta tidak menjadi pertimbangan dalam pemilihan responden. Setelah terdapat hasil overlay sebaran sekolah yang dilalui rute K2 Dago – Leuwipanjang dan zonasi sekolah, maka dipilih setidaknya satu sekolah yang mewakili masing – masing zona. Berikut ini adalah pembagian zonasi sekolah berdasarkan pada Perwal Bandung Nomor 13 Tahun 2019 dan Pergub Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2019. Tabel III-1 Pembagian Zonasi Sekolah di Kota Bandung No Zona Nama Sekolah Jumlah Pelajar *** 1 A * SMAN 1 Kota Bandung 1107 2 SMAN 3 Kota Bandung 1029 3 SMAN 5 Kota Bandung 1219 4 SMAN 7 Kota Bandung 995 5 SMAN 11 Kota Bandung 1140 6 SMAN 19 Kota Bandung 968 Total 6458 7 A ** SMPN 2 Kota Bandung 977 8 SMPN 5 Kota Bandung 964 9 SMPN 35 Kota Bandung 931 10 C ** SMPN 3 Kota Bandung 843 11 SMPN 10 Kota Bandung 751 12 SMPN 11 Kota Bandung 1040 Total 5506 Keterangan : * = Pergub Jawa Barat No. 16 tahun 2019 ** = Perwal Bandung No. 13 Tahun 2019 *** = Bersumber dari Data Pokok Pendidikan, 2019 Hasil dari pengelompokkan awal didapatkan 12 sekolah yang termasuk kedalam Zona A PPDB Jawa Barat dan Zona A serta Zona C PPDB Kota Bandung dan juga dilayani oleh Rute K-02 Dago – Leuwipanjang. Dari 12 sekolah, yang terdiri atas 6 SMA dan 6 SMP tersebut dipilih 36 kembali berdasarkan zona (untuk tingkat SMP) dan juga sekolah dengan jarak yang berdekatan tidak akan terpilih. . Adapun pilihan sekolahnya adalah sebagai berikut: Tabel III-2 Sampel Sekolah Terpilih No Zona Nama Sekolah Jumlah Pelajar *** 1 A * SMAN 1 Kota Bandung 1107 2 SMAN 3 Kota Bandung 1029 3 SMAN 11 Kota Bandung 1140 4 SMAN 19 Kota Bandung 968 Total 4244 5 A ** SMPN 5 Kota Bandung 964 6 SMPN 35 Kota Bandung 931 7 C ** SMPN 3 Kota Bandung 843 8 SMPN 11 Kota Bandung 1040 Total 3778 Keterangan : * = Pergub Jawa Barat No. 16 tahun 2019 ** = Perwal Bandung No. 13 Tahun 2019 *** = Bersumber dari Data Pokok Pendidikan, 2019 Tahap kedua adalah menentukan jumlah sampel dari sekolah tersebut dengan teknik purposive sampling yang ditujukan kepada pelajar di masing – masing sekolah yang sudah terpilih tersebut. Dari populasi yang diambil, dapat dibagi ke dalam dua strata, yaitu stratum SMA dan stratum SMP. Antar kedua jenjang pendidikan tersebut tidak memiliki perbedaan populasi yang signifikan sehingga teknik ini dapat digunakan. Tahap pertama yang dilakukan adalah menentukan jumlah sampel pada masing – masing stratum dengan menggunakan rumus Isaac dan Michael (Sugiyono, 2012: 87) sebagai berikut: ������= ������ 2 ������ ������ ������ � ������ � ������ 2 (������−1)+ ������ 2 ������ � ������ � λ 2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%. P = Q = 0,05; d = 0,05; s = jumlah sampel Penggunaan rumus Isaac dan Michael tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan tabel jumlah sampel Isaac dan Michael yang berada pada lampiran penelitian ini. 37 Jumlah populasi total seluruh pelajar adalah 8022. Dengan menggunakan rumus Isaac dan Michael tersebut, bila taraf kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya adalah 335 jiwa. Karena populasinya memiliki strata, maka jumlah sampelnya pun distratifikasi sebagai berikut: SMA = 4244/8022 x 335 = 177,23 ≈ 177 jiwa SMP = 3778/8022 x 335 = 157,77 ≈ 158 jiwa Kemudian, jumlah sampel tersebut diproporsikan lagi berdasarkan jumlah pelajar di masing – masing sekolah terpilih sehingga didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel III-3 Jumlah Sampel dari Populasi Pelajar Sekolah Terpilih No Zona Nama Sekolah Jumlah Pelajar Jumlah Sampel 1 A SMAN 1 Kota Bandung 1107 46 2 SMAN 3 Kota Bandung 1029 43 3 SMAN 11 Kota Bandung 1140 48 4 SMAN 19 Kota Bandung 968 40 Total Pelajar SMA 4244 177 5 A SMPN 5 Kota Bandung 964 40 6 SMPN 35 Kota Bandung 931 39 7 C SMPN 3 Kota Bandung 843 35 8 SMPN 11 Kota Bandung 1040 43 Total Pelajar SMP 3778 158 Total Pelajar SMA + SMP 8022 335 Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2020 B. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder bisa didapatkan dengan cara mengunjungi instansi terkait dengan pengelolaan Bus Sekolah, yaitu Dinas Perhubungan Kota Bandung, untuk melihat jumlah armada bus sekolah eksisting dan rencana, sekolah – 38 sekolah yang dilalui oleh bus sekolah tersebut, dan juga jarak tempuh rata – rata dari bus sekolah tersebut (inventarisasi bus sekolah). Selain data mengenai operasional bus, data yang dicari adalah mengenai domisili pelajar dari sekolah – sekolah terpilih yang dilalui oleh bus sekolah. Data tersebut dapat didapatkan dengan cara mengunjungi Dinas Pendidikan Kota Bandung dan juga sekolah – sekolah terkait. Pengumpulan data sekunder terkait domisili ini pun dilakukan untuk mencapai sasaran keempat. Terkait dengan data mengenai sarana dan prasarana bus sekolah, data yang digunakan adalah data berdasarkan pada penelitian yang sudah dilakukan pada tahun 2017.