29 Bab III Metodologi Penelitian Pendekatan Penelitian III.1 Penelitian ini adalah salah satu jenis penelitian deskriptif kualitatif dari suatu kasus untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok, dan masyarakat. Menurut Taylor dan Bogdan (1984:5, dalam (Hendrarso, 2005)), penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berisi kata-kata lisan maupun tertulis serta tingkah laku yang diamati pada orang-orang yang diteliti. Penelitian kualitatif dipilih karena Hendarso beranggapan metode kuantitatif seringkali tidak bisa digunakan untuk mengungkap dan memahami kehidupan sosial yang kompleks karena kompleksitas dalam kehidupan sosial cenderung direduksi dalam bentuk variabel-variabel. Penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar dan data yang dikumpulkan bersifat kualitatif (Usman & Akbar, 2011). Menurut Usman & Akbar, metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna sesuatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti. Dalam melakukan penelitian ini, data yang digunakan berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data-data yang dikumpulkan dalam bentuk observasi, wawancara, dan dokumentasi yang diperoleh langsung dari pihak pertama. Sedangkan data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dengan cara dokumentasi dan studi literatur dari lembaga dan institusi terkait. Metode Pengumpulan Data III.2 Dalam proses pengumpulan data dalam penelitian digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap kondisi fisik, gejala, atau fenomena objek 30 penelitian. Sasaran observasi lapangan pada penelitian ini adalah kondisi sosial operator angkutan kota yang ada di kota Bandung saat ini. Observasi juga dilakukan untuk memperoleh data primer mengenai kondisi existing angkutan kota. 2. Wawancara Untuk memahami pembangunan sistem BRT, dampak sosial yang ditimbulkan dan penanganan konflik sosial yang muncul dari pembangunan sistem BRT di kota Bandung, diperlukan informasi langsung dari pemrakarsa proyek BRT dan komunitas yang terkena dampak dari proyek tersebut. Suatu wawancara dilakukan dengan semi struktur yaitu wawancara yang masuk dalam kategori in depth interview yang mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur dalam hal ini peneliti menggunakan pedoman wawancara (interview guide) yang berisikan daftar pertanyaan namun dalam pelaksanaannya bersifat lebih mendalam dari pedoman wawancara yang ada. Wawancara mendalam dengan pertanyaan terbuka diajukan kepada narasumber atau informan yang dipilih berdasarkan kemampuan dan keterlibatannya dengan masalah pembangunan sistem BRT dan dampak sosial yang ditimbulkan. Pemilihan informan ditentukan secara purposive samping yang dipilih oleh peneliti dengan maksud dan tujuan tertentu serta berdasarkan pemikiran yang logis untuk mendapatkan informasi yang sesuai yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini. Teknik pemilihan informan secara purposive sampling ini menurut Sugiyono (Sugiyono, 2010) berupa pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti. Untuk wawancara pengusaha angkot menggunakan ‘pemilihan oleh ketua organisasi’ dan sedangkan untuk pengemudi angkot menggunakan ‘Insidental sampling’. Pendekatan pada responden pengusaha ini digunakan karena ketua koperasi memiliki pengetahuan sejumlah pengusaha angkot yang harus dihubungi. 31 Data utama terkait dengan individu dan komunitas yang terpengaruh, datang dari wawancara individu yang dilakukan kepada 13 responden. Responden-responden ini dipilih secara kebetulan dan cocok dengan sebagai sumber data. Untuk tujuan penelitian, peneliti berhenti mendekati responden baru ketika mendapatkan jawaban yang sama terkait dengan masalah yang sama dari pengemudi sebelumnya. Secara keseluruhan dan konsisten dengan menggunakan metode kualitatif, sejumlah kecil responden yang terlibat dalam penelitian ini tidak merupakan suatu sampel representatif untuk menggeneralisasi hasil bagi populasi secara keseluruhan, namun mereka memberikan data yang cukup dan berguna. Dalam mencari lebih banyak sampel, peneliti juga terhalang oleh waktu dan biaya, dan keterbatasan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan studi kasus penelitian ini. Pemilihan informan dan informasi yang diperlukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel III-1. Informasi pemilihan informan No. Informasi yang ingin didapatkan Informan Jumlah 1 - Latar belakang dan Gambaran umum tentang rencana dan pengembangan sistem BRT di kota Bandung Kepala UPT TMB Dinas Perhubungan Kota Bandung 1 2 - Langkah pengelolaan dampak sosial dari pengembangan sistem BRT kota Bandung 3 - Gambaran tentang pandangan pengusaha angkutan kota yang terkena dampak pengembangan sistem BRT kota Bandung Ketua koperasi angkutan kota 1 Pengusaha angkutan kota 2 - Gambaran tentang pandangan pengemudi angkutan kota yang terkena dampak pengembangan sistem BRT kota Bandung Pengemudi angkutan kota di kota Bandung 13 Informan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga unsur yaitu pemerintah kota Bandung, pengusaha angkutan kota dan pengemudi angkutan kota (lihat Tabel 32 III-1). Informan tersebut dipilih karena dianggap memahami perkembangan transportasi di kota Bandung dan merasakan langsung dampak dari pengembangan sistem BRT di kota Bandung. Beberapa pertanyaan didesain untuk mendapatkan data terkait yang diperlukan untuk menganalisis dampak-dampak perubahan pada individu dan komunitas yang terpengaruh dari pengembangan sistem transportasi. Data ini digunakan untuk menentukan potensi utama perubahan sosial dari orang-orang yang terpengaruh yang paling menjadi perhatian. Pertanyaan pertama terkait dengan informasi diri tentang responden, dan termasuk latar belakang demografi mereka dan keterlibatan mereka dalam institusi sosial lokal. Beberapa pertanyaan menanyakan kekhawatiran mereka dengan jenis isu dampak sosial yang terjadi sebelumnya, dan cara mereka mengatasinya. Data yang dikumpulkan dari pertanyaan semacam ini memberikan ide tentang pengalaman mengatasi perubahan sosial masa lalu dan harapan mereka untuk perubahan sosial di masa mendatang. Data juga digunakan untuk memprediksi persepsi mereka pada perubahan sosial yang terjadi dari pengembangan sistem BRT TMB. Adapun data-data yang perlu didapatkan dari para responden pengusaha dan pengemudi diantaranya: a. Kondisi sosial (usia, tanggungan, status tempat tinggal, penghasilan utama, pendapatan sehari-hari); b. Kondisi usaha angkot sebelum pengembangan TMB dan saat penelitian dilakukan (pendapatan, setoran, jam kerja dan kondisi penumpang); c. Keterlibatan dalam organisasi koperasi angkot (informasi, hubungan kerja); d. Opini responden tentang pengembangan TMB (dampak terhadap pendapatan harian dan persaingan memperebutkan penumpang). e. Dokumentasi Metode pengumpulan data dokumentasi merupakan cara tambahan untuk mengumpulkan data terkait yang dibutuhkan selain dari wawancara dan observasi yang telah direncanakan. Data sekunder yang didapat dari dokumentasi adalah 33 penting untuk membantu peneliti memastikan dan menambah informasi data primer yang didapatkan selama wawancara, dan juga memastikan dan menambah pada hasil observasi yang kurang jelas dalam intepretasinya. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan berbagai dokumen yang berkaitan dengan penelitian dalam bentuk koran, buku, jurnal, laman web, publikasi pemerintah, peta, dan materi-materi baik yang dipublikasi maupun tidak dipublikasi. 3. Studi literatur Usaha pengumpulan data dengan mengumpulkan informasi dan data-data melalui studi literatur baik jurnal maupun buku panduan yang mengupas teori-teori terkait erat dengan rumusan masalah yang sedang diteliti. Proses ini dimulai dengan mengumpulkan teori yang terkait dengan SIA dan transportasi kota berkelanjutan. Sumber literatur didapatkan dari buku dan jurnal dari peneliti yang memiliki spesialisasi dalam bidangnya.