MUHAMMAD ZAKI FIRDAUS PENGEMBANGAN METODE ANALISIS BISAKODIL DAN FUROSEMID DALAM JAMU PELANGSING MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS -DENSITOMETRI PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2017 Pada kutipan atau saduran skripsi ini harus tercantum nama penulis dan lembaganya yaitu Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung. PENGEMBANGAN METODE ANALISIS BISAKODIL DAN FUROSEMID DALAM JAMU PELANGSING MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS-DENSITOMETRI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi dari Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi, Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung Maret 2017 Muhammad Zaki Firdaus 10712017 Prof. Dr. Slamet Ibrahim S. Prof. Dr. Irda Fidrianny Pembimbing Utama Pembimbing Serta i ABSTRAK Jamu sudah banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan peraturan Permenkes RI No. 007 tahun 2012, di dalam jamu tidak boleh terdapat bahan kimia obat (BKO) hasil isolasi atau sintetik. Namun kenyataannya banyak produk jamu mengandung BKO yang masih beredar dan dapat diperoleh dengan mudah. Salah satu jenis jamu yang banyak mengandung BKO adalah jamu pelangsing. BKO yang sering ditemukan dalam jamu pelangsing adalah bisakodil dan furosemid. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan metode analisis yang dapat menganalisis bisakodil dan furosemid dalam jamu pelangsing secara simultan. Kedua BKO tersebut dianalisis menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri. Fase gerak yang digunakan adalah n-heksana – etil asetat – propanol – asam asetat glasial (70:25:5:2,5). Dari uji linieritas diperoleh persamaan regresi untuk bisakodil adalah y = 3388,7x – 185,9 dengan nilai r 0,9994. Persamaan regresi untuk furosemid adalah y = 4270,9x + 1134,7 dengan nilai r 0,9997. Dari kurva kalibrasi diperoleh LOQ dan LOD bisakodil adalah 0,196 μg/bercak dan 0,065 μg/bercak, sedangkan nilai LOQ dan LOD untuk furosemid adalah 0,247 μg/bercak dan 0,081 μg/bercak. Dari uji akurasi diperoleh persen perolehan kembali bisakodil dan furosemid masing-masing sebesar 100,83% dan 100,18%. Dari uji presisi, koefisien variasi bisakodil untuk uji presisi intraday adalah 2,73%, 2,56%, dan 1,73%, sedangkan untuk uji presisi interday adalah 1,69%, 3,29%, dan 3,30%. Koefisien variasi furosemid untuk uji presisi intraday adalah 1,35%, 1,26%, dan 1,28%, sedangkan untuk uji presisi interday adalah 1,44%, 0,74%, dan 1,25%. Dari 10 sampel jamu pelangsing yang diuji, tidak ada satupun sampel yang mengandung bisakodil maupun furosemid. Kata kunci: bisakodil, furosemid, kromatografi lapis tipis, densitometri, jamu pelangsing ii ABSTRACT Traditional herbal medicines have been commonly used in Indonesian society. According to the regulation of Ministry of Health of Indonesia Number 007/2012, the addition of isolated or synthesized chemical drugs in traditional herbal medicines is prohibited. However, adulterated traditional herbal medicines are often found and obtained easily. One kind of traditional herbal medicines that is often adulterated is slimming jamu product. Chemical drugs that have been reported used in slimming jamu products are bisacodyl and furosemide. The purpose of this research was to develop an analytical method for bisacodyl and furosemide in slimming jamu products. Both compounds were analyzed using Thin Layer Chromatography-Densitometry method. The mobile phase was n- hexane – ethyl acetate – propanol – acetic acid glasial (70:25:5:2.5). Calibration curve of bisacodyl had a linear equation of y = 3388.7x – 185.9 with r value of 0.9994. Calibration curve of furosemide had a linear equation of y = 4270.9x + 1134.7 with r value of 0.9997. The LOQ and LOD of bisacodyl were 0.196 μg/spot and 0.065 μg/spot respectively, while the LOQ and LOD of furosemide were 0.247 μg/spot and 0.081 μg/spot. Acuracy test of bisacodyl and furosemid showed recovery of 100.83% and 100.18% respectively. Intraday precision test showed the coefficient variation of bisacodyl were 2.73%, 2.56%, and 1.73%, while interday precision test showed the coefficient variation were 1.69%, 3.29%, and 3.30%. Intraday precision test showed the coefficient variation of furosemide were 1.35%, 1.26%, and 1.28%, while interday precision test showed the coefficient variation were 1.44%, 0.74%, and 1.25%. The analysis of 10 slimming jamu products showed no presence of bisacodyl and or furosemide in every sample. Keywords: bisacodyl, furosemide, thin layer chromatography, densitometry, slimming jamu product.