EKSTRAKSI RESIN BIJI NYAMPLUNG TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh FADHILAH NUR AFIFAH NIM: 23017042 (Program Studi Magister Teknik Kimia) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG September 2019 i ABSTRAK EKSTRAKSI RESIN BIJI NYAMPLUNG Oleh Fadhilah Nur Afifah NIM: 23017042 (Program Studi Magister Teknik Kimia) Tanaman nyamplung (Calophyllum inophyllum Linn.) merupakan salah satu jenis tanaman mangrove yang sangat potensial di Indonesia dan memiliki daya tahan tinggi terhadap lingkungan. Selain itu, tanaman nyamplung memiliki produktivitas mencapai 20 ton buah/ha/tahun dengan kandungan minyak dan resin sekitar 74,70%. Sejauh ini pemanfaatan nyamplung masih menitikberatkan pada penggunaan minyak biji nyamplung untuk pembuatan biodiesel, sedangkan resinnya belum banyak dimanfaatkan dan cenderung dihasilkan sebagai limbah karena sifatnya yang beracun. Resin merupakan salah satu produk hasil ekstraksi biji nyamplung yang memiliki potensi cukup tinggi mencapai 367,632 kg resin/tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variabel proses terhadap perolehan resin biji nyamplung. Terdapat empat tahapan proses pada penelitian ini yaitu persiapan bahan baku, proses ekstraksi, pemisahan dan pemurnian produk, serta analisis produk. Fokus utama penelitian ini adalah pada proses ekstraksi. Pada tahapan proses ini akan dilakukan ekstraksi menggunakan soxhlet dengan dua jenis pelarut (metanol–n-heksana; etanol–n-heksana) dengan variasi berupa rasio alkohol terhadap n-heksana (alkohol murni; 3; 2; 1.25; dan n-heksana murni) yang dilangsungkan selama 4 jam pada laju pemanasan tetap (290 o C) dan tekanan ruang. Resin biji nyamplung yang diperoleh dikarakterisasi dengan menentukan perolehan resin, bilangan asam dan jenis dari resin biji nyamplung. Sedangkan minyaknya dikarakterisasi dengan menentukan perolehan serta bilangan asam. Berdasarkan hasil penelitian ini, perolehan resin tertinggi sebesar 34,75% (basis berat biji) dihasilkan dari proses ekstraksi menggunakan pelarut etanol–n-heksana dengan rasio pelarut 1.25. Bilangan asam resin tertinggi sebesar 147,59 mg KOH/g diperoleh pada ekstraksi metanol–n-heksana dengan rasio pelarut 3. Sedangkan perolehan minyak tertinggi sebesar 56,12% (basis berat biji) dengan bilangan asam 56,61 mg KOH/g dihasilkan dari proses ekstraksi menggunakan n-heksana murni. Jenis resin yang diperoleh dari biji nyamplung sebanding dengan resin rosin. Kata kunci: biji nyamplung, ekstraksi soxhlet, etanol, metanol, resin ii ABSTRACT RESINS EXTRACTION OF NYAMPLUNG SEED By Fadhilah Nur Afifah NIM: 23017042 (Master’s Program in Chemical Engineering) Nyamplung (Calophyllum inophyllum Linn.) is one of the most potential mangrove plants in Indonesia and has a high resistance to the environment. Nyamplung has productivity up to 20 tons of fruit/ha/year with an oil and resin content of around 74,70%. So far, the utilization of nyamplung still focuses on the use of nyamplung seeds for the manufacture of biodiesel while the resin has not been widely used and tends to be produced as waste because of its toxic nature. Resin is one of nyamplung’s products that can be obtained from nyamplung seed extraction which has a high potential to 367,632 kg resin/year. This study aims to determine the effect of the process’s variables on the acquisition of nyamplung seed resin. There are four stages of the process in this study, namely raw material preparation, extraction process, product separation and purification, and product analysis.