Hasil Ringkasan
OPTIMASI PROSES PENYABUNAN MINYAK KELAPA DENGAN CAMPURAN HIDROKSIDA LOGAM M g-Ca-Zn TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : PAULUS ROB SUGANDI NIM : 23017017 (Program Studi Magister Teknik Kimia) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG September 2019 i ABSTRAK OPTIMASI PROSES PENYABUNAN MINYAK KELAPA DENGAN CAMPURAN HIDROKSIDA LOGAM M g-Ca-Zn Oleh Paulus Rob Sugandi NIM: 23017017 (Program Studi Magister Teknik Kimia) Avtur dan bioavtur merupakan gabungan beberapa senyawa alkana dengan komposisi dominan C10-C14. Pengembangan bioavtur menjadi pilihan ketika cadangan minyak bumi semakin menipis, sebagian besar avtur berasal dari impor serta penggunaan avtur berdampak negatif pada lingkungan. Penelitian ini bertujuan menguji keampuhan metode pembuatan sabun basa logam bervalensi dua yang diusulkan Soerawidjaja (2018), yaitu metode Akers dkk yang dimodifikasi dengan pembubuhan katalis kalsium digliseroksida serta untuk menentukan nilai yang optimal pada sabun basa logam berumus kimia μCa(OH)2.(1- μ)Zn(OH)2.Mg(RCOO)2. Hidroksida campuran logam Mg(OH)2.μCa(OH)2.(1- μ)Zn(OH)2 untuk pembuatan sabun dibuat melalui metode kopresipitasi dengan nilai μ= 0,55; 0,75; 0,95. Minyak kelapa yang akan disabunkan dicoba dibebaskan dari lipid terstruktur tetapi hasilnya kurang memuaskan. Sabun basa logam yang terbentuk dianalisis angka asam dan persentase hidroksida tersabunkannya dan ditelaah kelakuan termalnya dengan TGA. Sabun basa logam kemudian didekarboksilasi pada temperatur 400 0 C dan tekanan atmosferik. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran hidroksida logam dengan nilai μ = 0,95 adalah yang paling tidak mudah terdehidrasi pada suhu di bawah 400 0 C. Dari segi karakter dekomposisinya, sabun basa logam dengan µ = 0,55 adalah yang paling mudah terdekomposisi pada temperatur < 500 o C. Sabun basa logam dengan μ = 0,95 dan waktu penyabunan = 7 jam memberikan nilai hidroksida tersabunkan (HST) terbesar yakni 28,0% dan dekarboksilasinya menghasilkan perolehan fraksi C10 – C14 terbesar yakni 80,8%. Di sisi lain, dekarboksilasi sabun basa logam dengan μ = 0,95 dan waktu penyabunan = 4 jam memberikan perolehan fraksi C11 terbesar yakni 14,9% serta kadar iso-alkana terbesar yakni 17,9 %. Kata Kunci : Bioavtur, minyak kelapa, hidroksida campuran logam, sabun basa logam, dekarboksilasi, ii ABSTRACT OPTIMALIZATION PROCESS SAPONIFICATION FROM COCONUT OIL WITH MIXED METAL HYDROXIDE M g-Ca-Zn By Paulus Rob Sugandi NIM: 23017017 (Master ’s Program in Chemical Engineering) Both aviation petrofuel and jet biofuel consist of alkane hydrocarbons, principally within C10-C14 range. Development of jet biofuel become a choice when fossil fuel reserves decrease, thuds making a substantial part of jet fuel are obtained through import with its concomitant negative impact on the environment. This research aims to examine the efficacy of method to manufacture divalent basic metal soaps proposed by Soerawidjaja (2018), adopted from the method of Akers et al but further modified by applying calcium diglyceroxide as catalyst, and also to determine the optimal value of . Basic metal soap has a chemical formula μCa(OH)2.(1-μ)Zn(OH)2.Mg(RCOO)2. Some stages of preparation of raw materials were carried out, namely freeing coconut oil from structured lipids by directed interesterification and preparing mixed metal hydroxides Mg(OH)2.μCa(OH)2(1-μ)Zn (OH)2 with μ value 0,55; 0,75; 0,95 via coprecipitation method. Structured lipid-free coconut oil and mixed metal hydroxides were then used as raw materials for making basic metal soaps. The basic metal soaps were then decarboxylated at 400 0 C and atmospheric pressure. The results shows that the hydroxide of mixed metals with a value of μ = 0.95 was the most resistant to dehydration at temperatures below 400 0 C. In terms of its decomposition characteristic, the basic metal soap with μ = 0.55 are most easily decomposed at the temperature of < 500 0 C.