1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dengan meningkatnya laju pertumbuhan populasi penduduk dunia yang tinggi, kebutuhan terhadap energi meningkat setiap tahunnya. Hampir setiap aktivitas manusia dan pengembangan perekonomian sangat bergantung pada keberadaan energi. Bahan bakar fosil, minyak dan gas bumi, merupakan salah satu sumber energi penting yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Adanya peningkatan kebutuhan akan bahan bakar fosil, khususnya minyak dan gas bumi, disertai dengan meningkatnya industri yang semakin pesat menyebabkan diperlukannya eksplorasi dan eksploitasi sumber energi tersebut. Pengembangan analisis dan penelitian serta optimasi studi cekungan semakin perlu untuk dilakukan mengingat cadangan sumber daya tersebut terus menipis karena tidak dapat diperbarui (unrenewable resource). Dalam sistem hidrokarbon, terdapat konsep dasar berupa distribusi hidrokarbon, baik minyak bumi ataupun gas bumi, di dalam kerak bumi dari batuan sumber (source rock) ke batuan reservoir. Salah satu elemen penting dari sistem hidrokarbon adalah jebakan (trap). Secara geologi, jebakan berupa bentuk dari suatu geometri atau fasies yang mampu menahan minyak dan gas bumi untuk berkumpul dan tidak berpindah lagi. Suatu jebakan harus terdiri dari batuan reservoir sebagai tempat penyimpanan hidrokarbon dan suatu set seal sebagai penutup agar migrasi tidak terjadi. Salah satu jenis jebakan adalah jebakan struktural, jebakan yang dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan terbentuknya suatu struktur lipatan atau patahan (sesar) yang merupakan respon dari kejadian tektonik serta merupakan perangkap yang paling asli dan perangkap yang paling penting. Secara geologi, bidang sesar yang membentuk jebakan atau penyekat dikenal dengan istilah sekatan sesar (fault seal). Pada sekatan sesar, porositas dan permeabilitas akan berubah menjadi jauh lebih kecil sehingga memungkinkan bidang sesar membentuk suatu selaput penyekat atau penyekat hidrolik yang tergantung pada kecenderungan sekatan tersebut untuk rusak / bocor (Watts, 1987). Menurut Watts (1987), penurunan permeabilitas di zona sesar ini terbentuk akibat kataklastik yang terbentuk dari proses pensesaran pada material berbutir. Peran sesar sebagai sekat untuk akumulasi hidrokarbon dan jalur migrasi sekunder sudah dikenal sejak dahulu (Smith, 1966 dan 1980). Studi terdahulu mengenai sekatan sesar 2 terkonsentrasi pada penjajaran (juxtaposition) antara batuan reservoir dan litologi penyekat di bidang sesar (Smith, 1966 dan 1980; Watts, 1987). Namun, mekanisme sekatan pada bidang sesar tidak hanya dipengaruhi oleh proses penjajaran satuan batuan yang mempunyai perbedaan karakter tetapi juga akibat perubahan karakteristik batuan pada zona sesar. Menurut Weber, dkk. (1978), proses pensesaran pada sekuen batupasir – batulempung dapat membentuk clay gouge yang menerus dan berlapis di sepanjang bidang pergeseran (slip). Clay gouge yang dihasilkan terbukti secara eksperimental berfungsi sebagai sekat untuk fluida. Analisis arsitektur sesar diperlukan sebagai langkah awal dari penaksiran sekatan sesar. Batuan karbonat pada Formasi Rajamandala merupakan terumbu (reef) kompleks yang terbentuk di lingkungan laut dangkal. Analisis mengenai reservoir karbonat penting untuk dilakukan dalam mendukung eksplorasi bawah permukaan ( subsurface) dan mengembangkan studi mengenai heterogenitas dari formasi karbonat. Ini sangat penting dalam reservoir karbonat karena hanya sedikit studi, khususnya mengenai analisis sekatan sesar, pada reservoir karbonat dibanding reservoir silisiklastik. Berbagai aspek dan parameter berupa fasies, stratigrafi, dan juga struktur akan dianalisis dalam kaitannya dengan arsitektur sesar berupa fault core (inti sesar) dan damage zone (zona kerusakan sesar). I.2 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis zona kerusakan sesar dan inti sesar yang dipengaruhi oleh struktur geologi berupa sesar normal pada daerah penelitian. Tujuan dari penelitian ini antara lain: x Menentukan orientasi rekahan, kerapatan (densitas) rekahan, dan spasi rekahan pada zona kerusakan sesar di daerah penelitian. x Menganalisis pengaruh stress atau tekanan lokal dan regional terhadap zona kerusakan sesar. x Membuktikan pengaruh tipe fasies terhadap karakteristik rekahan, seperti orientasi rekahan, kerapatan (densitas) rekahan, dan spasi rekahan. x Mengestimasi permeabilitas batuan dengan pendekatan kadar mineral lempung (Clay Content Ratio / CCR) dan besar pergeseran sesar. x Menganalisis pengaruh jarak horizontal dan posisi sampel terhadap nilai permeabilitas. 3 x Menganalisis potensi sesar sebagai sekat (seal) atau berpotensi bocor (leak). I.3 Lokasi Penelitian Daerah penelitian dilakukan di Batununggal, Kecamatan Cipatat dan Cikamuning, Kecamatan Padalarang pada Formasi Rajamandala yang secara administratif termasuk dalam Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, daerah ini terletak pada koordinat 06°50’47,5”LS 107°24’38,1”BT atau koordinat (UTM) 9242549, 766414 (Batununggal) dan 06°48’54,3”LS 107°28’09”BT atau koordinat (UTM) 9245994, 772911 (Cikamuning). Gambar I.1 Lokasi daerah penelitian (Google Earth, 2019). I.4 Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Penelitian Penelitian ini dibatasi oleh penentuan karakteristik sesar pada batuan karbonat dengan analisis inti sesar dan zona kerusakan sesar.