31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Kerangka Konsep Penelitian Dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan angkutan penyeberangan yang mengutamakan keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kelancaran bagi pengguna jasa, para operator kapal/penyedia jasa angkutan penyeberangan perlu adanya keseimbangan antara demand dan supply. Pada transportasi angkutan penyeberangan supply dimaksud adalah berupa kapasitas angkut dari kapal-kapal yang beroperasi di lintasan. Semakin sedikit kesempatan kapal-kapal tersebut beroperasi maka akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam menanggung biaya operasi yang cukup besar dimana biaya operasional kapal adalah unsur utama dalam penentuan tarif, penetapan tinggi rendahnya tarif sangat penting dalam usaha pelayaran karena dapat mempengaruhi kerberlangsungan dari usaha pelayaran dimaksud. Agar pelayanan transportasi penyeberangan dapat efektif dan efisien baik untuk pengguna jasa maupun penyedia jasa maka diperlukan analisis mengenai kesesuaian kebutuhan armada kapal yang ideal pada suatu lintas penyeberangan kemudian dilakukan komparasi terhadap besarnya biaya operasional kapal dan biaya pokok dalam tarif. Tahapan penelitian dalam studi ini dapat dilihat pada gambar di bawah: 32 Analisis Pengumpulan Data Kesimpulan Tujuan dan Sasaran Latar Belakang Kemacetan di Pelabuhan Merak Pertumbuhan jumlah kapal di lintas Merak – Bakauheni Jumlah kapal cadangan setiap harinya mencapai lebih dari 100% Mengkaji jumlah kapal ideal yang dibutuhkan dan pengaruhnya terhadap tingkat efisiensi biaya operasional kapal serta besaran biaya pokok tarif yang berlaku di lintas Merak – Bahauheni Mengetahui jumlah kebutuhan kapal yang ideal beroperasi di lintas penyeberangan Merak – Bakauheni Mengidentifikasi pengaruh jumlah kapal terhadap biaya operasional Mengetahui kesesuaian biaya pokok tarif yang berlaku terhadap jumlah kapal di lintasan Tujuan Sasaran Pengumpulan Data Sekunder Analisis Kesesuaian Biaya Pokok Tarif yang Berlaku Terhadap Jumlah Kapal di Lintasan Analisis Jumlah Kapal Ideal (Kondisi normal, sepi, padat, dan Puncak Angkutan Lebaran) Analisis Pengaruh Jumlah Kapal terhadap Biaya Operasional Pengambilan Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan untuk Pengoperasian Lintas Merak - Bakauheni Gambar III.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian III.2 Metode Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data-data sekunder di samping itu juga dilakukan observasi lapangan, sebagai kelengkapan validitas dari data-data sekunder tersebut. Data-data sekunder dimaksud antara lain data spesifikasi kapal, data pola operasi kapal, data produksi angkutan, data biaya operasional kapal, dan data karakteristik lintas penyeberangan. 33 Tabel III.1 Daftar Kebutuhan Data No. Kebutuhan Data Kegunaan Sumber Data 1 Spesifikasi Kapal Mengetahui jumlah kapal, kapasitas kendaraan pada setiap kapal dan memperoleh rata-rata kapasitas kendaraan pada setiap grup Direktorat TSDP, BPTD Wilayah VIII Prov. Banten 2 Pola Operasi Kapal Mengetahui waktu berlayar dan sandar kapal, pasangan dermaga, dan grouping kapal pada masing-masing pasang dermaga BPTD Wilayah VIII Prov. Banten 3 Data Produksi Angkutan Mengetahui fluktuasi produksi angkutan sebagai dasar dalam menentukan kondisi normal, sepi, padat maupun puncak Angkutan Lebaran Direktorat TSDP, BPTD Wilayah VIII Prov. Banten 4 Data Biaya Operasional Kapal Analisis besarnya biaya operasional dalam formulasi perhitungan tarif Direktorat TSDP, PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak 5 Data Karakteristik Lintas Memahami kondisi eksisting karakteristik lintas penyeberangan Merak - Bakauheni Direktorat TSDP, BPTD Wilayah VIII Prov. Banten, PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak Data-data kondisi riil di lapangan akan dipotret berdasarkan observasi lapangan, hal-hal yang ditemui pada saat observasi lapangan akan digunakan sebagai koreksi dan penyesuaian- penyesuaian terhadap data-data sekunder tersebut. III.3 Pemilihan Lokasi Studi Produktivitas lintas penyeberangan Merak – Bakauheni merupakan yang terbesar di Indonesia dan secara konstan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun baik dari jumlah trip maupun produksi muatan. Kemacetan di Pelabuhan Merak yang terjadi pada tahun pada tahun 2011 34 akibat keterbatasan kondisi sarana prasarana pada saat ini mendorong pemerintah membuka kesempatan seluas-luasnya untuk berinvestasi sehingga pertumbuhan kapal cukup signifikan hingga mencapai 73 unit pada saat ini. Analisis perhitungan kondisi jumlah supply ideal berupa jumlah kapal yang beroperasi dibutuhkan untuk mengetahui apakah dengan kondisi saat ini telah terjadi over supply sebagaimana isu yang berkembang. Banyaknya jumlah kapal akan berpengaruh terhadap porsi setiap kapal dalam beroperasi yang akan berpengaruh dalam beban biaya operasional yang harus ditanggung oleh perusahaan. Analisis perhitungan biaya operasional dilakukan untuk kondisi berbagai jumlah kapal untuk megetahui besaran tarif saat ini masih dapat menjamin kelancaran usaha pelayaran. III.4 Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam dalam penelitian ini yaitu analis jumlah kebutuhan kapal ideal di lintasan, analisis pengaruh jumlah kapal terhadap biaya operasional kapal, dan analisis kesesuaian biaya pokok tarif terhadap jumlah kapal di lintasan. 1. Analis Jumlah Kebutuhan Kapal Ideal Kebutuhan (demand) yang dianalisis adalah kendaraan roda 4/lebih, seperti truk, bus dan mobil penumpang atau mobil pribadi, sedangkan penumpang dan kendaraan roda 2 tidak dimasukan karena pada kenyataannya tidak memerlukan pengaturan khusus. Analisis diawali dengan menghitung kapasitas angkut/hari berdasarkan kapasitas rata-rata kapal yang beroperasi pada setiap pasang dermaga sesuai dengan pengelompokan kapal yang telah ditentukan oleh Kepala BPTD Wilayah VIII Provinsi Banten untuk disandingkan dengan realisasi muatan kendaraan roda 4/lebih rata-rata per hari pada beberapa kondisi yaitu kondisi normal, kondisi low season, peak season, dan kondisi khusus pada puncak Angkutan Lebaran. Analisis dilakukan berdasarkan dengan kondisi pelayanan dan fasilitas yang tersedia saat ini dengan demikian, data yang digunakan adalah data realisasi muatan yang sudah berjalan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi riil saat ini. Kemudian dilakukan simulasi dalam beberapa tingkat jumlah kapal operasi dan tingkat faktor muat kendaraan hingga terpenuhi syarat jumlah kapal maksimal beroperasi per hari pada tingkat faktor muat minimal 60%. Persyaratan factor muat minimal 60% berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : 104 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan bahwa jika faktor muatan rata-rata kapal pada suatu lintas penyeberangan lebih dari 65% maka dapat dilakukan penambahan kapasitas angkut namun 35 jika kurang dari 60% sudah termasuk di dalam salah satu kategori angkutan penyeberangan perintis dengan kata lain faktor muat rata-rata untuk lintas komersial harus dijaga tidak kurang dari 60%. 2. Analisis Biaya Operasional Kapal Analisis biaya operasional kapal ini dilakukan dengan mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor PM. 18 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 58 Tahun 2003 tentang Mekanisme Penetapan dan Formulasi Perhitungan Tarif Angkutan Penyeberangan, dengan komponen-komponen biaya sebagai berikut: a.