Hasil Ringkasan
139 B. Corak dan Arsitektur Bangunan Permukiman Magersai berdasarkan ketentuan Kraton yaitu merupakan bangunan kontangan atau monyetan (artinya tinggi dinding tembok hanya lebih kurang satu meter dari permukaan tanah, sedang bagian atas bangunan dibuat dari gedheg atau papan kayu), namun kini bangunan Permukiman Magersari didominasi oleh bangunan permanent dengan atap joglo atau limasan, corak arsitektur tradisional jawa juga semakin berkurang pada kawasan, bangunan didominai oleh gaya modern dan terdapat beberapa bangunan minimalis C. Warna dan Material Warna bangunanpermukiman magersari didominasi oleh warna putih, cream dan coklat, namun beberapa bangunan memiliki warna yang lebih mencolok seperti biru, kuning dan sesuai dengan kegiatan yang ada pada bangunan, jika komersial maka akan dibuat semenarik mungkin agar pengunjung mendatangai bangunan. Material bangunan berupa bata meah dengan plaster semen, dan keseluruhan bangunan permukiman bersifat permanen. D. Arah dan Orietasi Bangunan Permukiman Orientasi bangunan adalah mengitari bangunan Pesanggrahan Tamansari dan banguna dengan arah utara, selata dan barat sesuai dengan keberadaan bangunan permukiman. Permukiman yang berada pada pintu masuk utama tidak mengahalangi view Bangunan Pesanggrahan Tamansari. Karakteristik permukiman magersari ditinjua melalui kondisi bangunan yang ada pada kawasan dan juga orientasi bangunan, yang membentuk pola ruang kawasan permukiman yaitu mengitari kawasan Pesanggrahan Tamansari. Adapaun analisis karakteristik bangunan Pesanggrahan Tamansari dapat lebih jelas dilihat pada gambar berikut ini. 140 Gambar V.21 Analisis Langgam Bangunan Permukiman Magersari 141 E. Perkembangan Permukiman Magersari Permukiman Magersari mengalami perkembangan kawasan yang pesat, hal ini dikarenakan adanya kebutuhan akan ruang tempat tinggal dan juga adanya hunian yang diberikan sultan kepada abdi dalam atas tanggung jawab dan pengabdiannya. Hunian ini diawali oleh rumah bagi pangeran hingga berubah kepemilikan menjadi sertifikat tanah. Perkembangan kawasan Permukiman Magersari pada Pesanggrahan Tamansari menyebabkan kawasan ini tidak lagi dimanfaatkan sebagai bagian dari pemerintahan Kraton, yaitu tepat pada tahun 1974 kawasan ini diubah menjadi bangunan pariwisata. Adapun peruubahan terhadap lingkungan sekitar sebagai berikut : 1. Kawasan Malioboro, berubah fungsi menjadi kawasa perdangan dan jasa 2. Kawasan Alun-alun Lor yang dahulunya merupakan area unjuk rasa, kini berubah menjadi kawasan wisata malam dan kuliner. 3. Kawasan Alun-alun kidul, ukurannya lebih kecil dari pada alun-alun lor, namun kawasan ini lebih memiliki atraksi wisata yang menarik, terutama pada waktu malam hari. 4. Kawasan Kraton yang dahulunya merupakan pusat pemerintahan Kota Yogyakarta, kini berubah fungsi menjadi pariwisata yaitu museum yang didalamnya terdapat peninggalan sultan dan juga menjadi destinasi wisata yang selalu dipadati wisatawan.