Hasil Ringkasan
12 Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan pustaka terkait penelitian berupa teori magersari, pariwisata, permukiman berbasis wisata budaya (cultural tourism) dan panduan perancangan kawasan, rangkuman hasil tinjauan pustaka dan kerangka teoritik. II.1 Pariwisata Budaya (Cultural Tourism) Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalan dari suatu tempat, ketempat lainnya dengan tujuan rekreasi, dan telah berlangsung sebagai bagian dalam kehidupan manusia. Menurut Spinllane (1958) dalam Hadiwijoyo (2012), pariwisata sudah ada sejak dimulainya peradaban manusia dengan ditandai oleh adanya pergerakan penduduk yang melakukan ziarah dan perjalanan agama, sedangkan Budaya merupakan suatu kebisaan, norma dan nilai yang lestarikan serta menjadi kepercayaan bagi masyarakat atau kelompok tertentu. Budaya juga mampu membentuk karakter suatu masyakat atau kelompok untuk taat dan tidak melanggar aturan. Kebudayaan memiliki potensi sebagai pariwisata, seperti halnya yang dikemukan oleh Tribuwani dalam Gunawan (1997), yaitu budaya masyarakat sebagai daya tarik pariwisata dan keragaman budaya dapat ditawarkan sebagai produk khusus bagi wisata budaya. Pengertian, jenis pariwisata budaya, Daya tarik pariwisata budaya, komponen dan indikator pariwisata budaya, serta potensi pengembangan pariwisata budaya pada kawasan permukiman magersari akan dijelaskan pada sub bab berikut. II.1.1 Pengertian Pariwisata Budaya Pariwisata budaya merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan fungsi edukasi dan rekreasi dalam satu konsep kawasan. Edukasi yang dimaksud adalah pengetahuan tentang budaya dan adat istiadat, sedangkan rekreasi berupa fasilitas pendukung pariwisata, Pengertian Pariwisata budaya juga dikemukan oleh Pendit (2002) berupa perjalanan wisata ke tempat lain atau ke luar negeri yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui dan mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan atau 13 adat istiadat, cara hidup, budaya dan seni masyarakat di lokasi yang dituju. Pariwisata budaya menjadi bagain penting dalam pengembangan kawasan, karena mampu meningkatkan nilai perekonomian, seperti hanya yang dinyatakan oleh McKercher (2002), pariwisata budaya merupakan suatu bentuk tujuan pariwisata yang mengandalkan aset warisan budaya dan mengubahnya menjadi produk yang dapat dikonsumsi oleh wisatawan. Sedangkan menurut Suranti (2002) Pariwisata budaya merupakan aktivitas perjalanan temporal yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dari tempat tinggal ketempat lainnya dengan tujuan untuk menyaksikan atau menikmati situs purbakala, tempat bersejarah, museum, upacara adat tradisional, pertunjukan kesenian, fesitival dan lainnya, bukan hanya kegiatan yang menjadi fokus utama pengembangan tetapi juga daya tarik wisata sebagai sifat unik, terbatas dan tidak terbarukan. Pendapat berbeda dikemukan oleh Racz (1998) dalam Bujdoso dkk (2015), Pariwisata budaya merupakan kegiatan untuk menyatukan keuntungan ekonomi dengan nilai-nilai konservasi dan memampu meningkatkan kesadaran pengunjung tetang pentingnya melestarikan nilai-nilai masa lalu untuk dapat memperkuat identitas kawasan. Pengertian pariwisata budaya dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan perjalanan seseorang atau kelompok tertentu untuk mempelajari nilai budaya, tradisi dan bangunan bersejarah sebagai bagain dari sejarah perkembangan kawasan. Pariwisata budaya juga melibatkan masyarakat sebagai bagaian dalam perkembangannya, masyarakat memiliki peran penting untuk menjaga, mengembangkan dan mempertahankan budaya sebagai nilai jual bagi kawasan. II.1.2 Jenis Pariwisata Budaya Menurut McKercher (2002) dalam bukunya yang berjudul “Cultura Tourism”, Cultural Heritage Management membagi pariwisata budaya berdasarkan sifatnya yaitu pariwisata budaya yang berwujud (Tangible) dan Pariwisata buadaya yang tidak berwujud (Intangible). Adapun jenis pariwisata ini akan diklasifikasikan sebagai berikut. 14 Gambar II.1 Jenis Pariwisata Budaya (McKercher, 2002) McKercher juga mengklasifikasikan pariwisata budaya berdasarkan jenis produk wisata yang dihasilkan, adapun jenisnya berupa built, touristc, economic, transport, cultural landscape, creative industries, religious,diaspora ethnic, extant ethnic, dark and natural heritage, adapun jenis pariwisata budaya adalah sebagai berikut. Tabel II.1 Klasifikasi kategori produk wisata budaya No Product Category Descriptor Examples 1 Built: non touristic Prehistoric, historic and contemporary built heritage not transformed for touristic use ƒ Archeological sites ƒ Ruins ƒ Listed historic sites ƒ and buildings ƒ Other historic structures ƒ Artifacts ƒ Forts ƒ Castles ƒ Historic houses ƒ Iconic contemporary architecture ƒ Cemeteries ƒ Vernacular architecture 2 Touristic purpose: built or modified Purpose built attractions, including adaptive reuse of extant facilities. ƒ Theme parks ƒ Museums ƒ Cultural centres ƒ Conversion of historic sites to tourist attractions 3 Economic Tangible and intangible heritage associated with Agriculture, Industry, etc. ƒ Industrial heritage ƒ Attractions based on primary ƒ productions (mining, forestry, etc.) ƒ Farms and farm museums ƒ Agricultural practices ƒ Rare breeds (livestock and plants) Bahasa, adat istiadat Intangible Ritul, Kepercayaan dll leTarian, Musik, Teater Candi, Monumen, Benteng Istana, Tugu, Masjid Gereja, Kuil dan situs sejarah lainnya Ist T Tangible 15 No Product Category Descriptor Examples ƒ Vineyards ƒ Distilleries, breweries, wineries, etc 4 Transport Transport, Infrastructure or Superstructure ƒ Canals ƒ Maritime structures (lighthouses, etc.) ƒ Ships ƒ Cars ƒ Railways ƒ Dams ƒ Bridges ƒ Roads 5 Cultural landscapes Combined tangible and intangible features ƒ Historic towns ƒ Seaside resorts ƒ Neighbourhoods ƒ Industrial zones ƒ Linear or circular touring routes ƒ Precincts 6 Creative industries Arts, performance, etc ƒ Low to high culture ƒ Dance ƒ Performance ƒ Popular culture ƒ Theatre ƒ Literature ƒ Film ƒ Events and festivals focusing on the creative industries 7 Religious Tangible and intangible artifacts and practices ƒ Religious sites (churches, temples, mosques, etc.) ƒ Sacred sites ƒ Relics ƒ Religious practices ƒ Religious festivals and events 8 Diaspora ethnic Tangible and intangible focusing largely on migrant communities ƒ Diaspora ƒ Urban ethnic precincts ƒ Immigration festivals and events ƒ Ethnic festivals in migrant countries ƒ Homecoming festivals in source countries ƒ Slum tours ƒ Poverty tours ƒ Ethnic foods 9 Dark Sites of human suffering ƒ War sites ƒ Battlefields ƒ War graves ƒ War memorials ƒ Slavery ƒ Concentration camps ƒ Genocide sites ƒ Prisons 10 Natural heritage (mixed value) Cultural tourism associated with and ƒ Conservation areas ƒ Botanic gardens 16 No Product Category Descriptor Examples defined by natural landscapes ƒ Agricultural practices (e.g. terraced farming) ƒ Historic recreational use ƒ Wildlife and associated cultural practices ƒ Zoos Sumber : McKercher (2002) II.1.3 Daya Tarik Pariwisata Budaya Perekembangan pariwisata budaya tidak terlepas dari adanya daya tarik kawasan, daya tarik ini merupakan ide-ide kreatif yang tumbuh pada objek wisata yang dikembangkan.