Agus Rendi Wijaya, 12202048 Semester II 2007/2008 1 KAJIAN PENERAPAN DEPLETION PREMIUM DALAM ANALISIS KEEKONOMIAN PROYEK MINYAK DAN GAS BUMI Oleh: Agus Rendi Wijaya * Sari Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam yang tidak terbaharukan dan memegang peranan penting sebagai sumber energi utama di negara kita. Eksploitasi minyak dan gas bumi terus menerus akan mengakibatkan penurunan stok (cadangan terbukti) sumber daya alam tersebut. Mempertahankan sumber daya alam yang tidak terbaharukan adalah dengan mempertahankan stok yang disebut proven reserve (cadangan terbukti). Kita tidak perlu terpaku hanya dengan mengusahakan penemuan sumber daya yang sama untuk mempertahankan sumber daya alam tersebut,tetapi kita dapat pula mengusahakan penemuan sumber daya tidak terbaharukan yang lain atau memproduksikan sumber daya terbaharukan yang lain, yang penting penggunaanya sama, yaitu pemenuhan kebutuhan energi nasional. Mempertahankan keberlanjutan keberadaan sumber daya alam dapat dilakukan dengan menyisihkan dana yang diambil dari eksploitasi sumber daya alam yang tidak terbaharukan yang disebut depletion premium. Depletion premium dapat dihitung dari nilai sekarang (net present value) perbedaan biaya apabila sumber daya tersebut habis (sehingga kita harus mengimpornya atau menggunakan komoditas lain) dengan biaya memproduksikannya sendiri (karena kita bisa mempertahankan cadangan terbuktinya). Dalam paper ini penulis mencoba membuat analisis keekonomian proyek minyak dan gas bumi dengan studi kasus proyek pengembangan lanjut sebuah lapangan di Indonesia yang telah habis masa kontraknya jika diproduksikan kembali dengan usulan kontrak bagi hasil yang memasukkan depletion premium di dalamnya. Penerapan depletion premium di setiap analisis keekonomian proyek ekploitasi minyak dan gas bumi akan selain akan menjamin keberlangsungan ketersediaan energi (sustainibility) juga membangunan ketahanan di sektor energi di masa yang akan datang. Kata kunci : depletion premium, investasi, kontrak bagi hasil, analisis keekonomian proyek. Abstract Oil and gas are unrenewable resources and they hold important role as the main sources of energy in our country. Oil and gas exploitation will continuously cause reduction of the stock (proven reserve) of that natural resources. Preserving the unrenewable resources can be done by maintaining the stock which is called the proven reserve. We do not have to be stuck just on discovering the same resource for preserving that unrenewable resources, but we can also carry on discovering another unrenewable resources or producing renewable resources which have the same usage, it is, for fulfilling the national energy demand. Preserving the availability of natural resources can be done by setting aside the fund gained from unrenewable natural resources exploitation called depletion premium. The depletion premium can be counted from the net present value of the difference between the price of the resource when it is exhausted (so that we have to import it or use another commodity) and the cost if we produce it alone (because we can preserve its proven reserve). On this paper, the writer try to make an oil and gas project economic analysis with case study: the advance development of a field in Indonesia whose contract has been expired if it is produced again with production sharing contract proposal containing depletion premium within it. Depletion premium application in every oil and gas exploitation project economic analysis will not only assure the sustainability of energy, but also set up endurance in enery sector in the future. Key words: depletion premium, investation, production sharing contract, economic analysis. * ) Mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan, Institut Teknologi Bandung Agus Rendi Wijaya, 12202048 Semester II 2007/2008 2 I. PENDAHULUAN Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) yang mempunyai peranan penting bagi pembangunan Indonesia. Minyak dan gas bumi tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, tetapi juga merupakan sumber pendapatan dan devisa yang utama bagi Indonesia. Eksploitasi minyak dan gas bumi secara terus menerus menurunkan cadangan terbukti sumber daya alam tersebut. Mempertahankan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah dengan mempertahankan proven reserve (cadangan terbukti). Cadangan terbukti memiliki dua persyaratan yaitu telah ditemukan dan dapat diproduksikan secara ekonomis. Cadangan terbukti bertambah dengan penemuan dan berkurang dengan produksi. Walaupun demikian cadangan terbukti bisa berubah tanpa adanya penemuan dan produksi, karena keekonomian berubah dengan perubahan harga (karena pasar atau kebijakan pemerintah), perubahan biaya atau produksi (karena terobosan teknologi) dan perubahan pajak. Walaupun demikian untuk mempertahankan keberlanjutan (sustainibility) sumber daya tersebut kita tidak perlu terpaku hanya dengan mengusahakan penemuan sumber daya yang sama, kita dapat pula mengusahakan penemuan sumber daya yang tidak terbaharukan yang lain atau memproduksikan sumber daya alam terbaharukan (renewable resources) yang lain, yang penting penggunaannya sama, yaitu pemenuhan kebutuhan energi nasional. Problem utama bagi perusahaan nasional baik swasta maupun BUMN untuk mengusahakan lapangan migas adalah dana untuk investasi. Sumber dana sebenarnya dapat dicari dari mana saja, tetapi jika dana itu tidak dialokasikan khusus, maka sampai kapanpun akan tergantung dengan investasi perusahaan asing. Hal ini akan mendorong kemandirian bangsa dalam mengokohkan ketahanan di sektor energi. Di sisi yang lain, perusahaan migas nasional akan tumbuh dan berkembang sehingga mampu bersaing dengan perusahaan asing dalam skala internasional. Oleh karena itu, untuk kepentingan investasi itu pemerintah harus menerapkan dana alokasi khusus untuk pengembangan energi. Dana tersebut dapat diperoleh dari biaya khusus yang diambil hasil eksploitasi sumber daya alam yang tidak terbaharukan seperti minyak dan gas yang disebut depletion premium. Menurut Asian Development Bank, depletion premium dapat dihitung dari nilai sekarang (net present value) perbedaan biaya apabila sumber daya alam tersebut habis (sehingga kita harus mengimpornya atau menggunakan komoditas lain) dengan biaya memproduksikannya sendiri (karena kita bisa mempertahankan cadangan terbuktinya). Depletion premium pada dasarnya merupakan biaya kesempatan (opportunity cost) yang harus dibayar karena kita memanfaatkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga mengurangi kesempatan bagi generasi mendatang untuk memanfaatkan sumber energi tersebut. Kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi merupakan salah satu bentuk usaha bisnis yang berorientasi mencari keuntungan. Keuntungan adalah fungsi dari produksi, harga, biaya, dan pajak. Oleh karena itu, analisis keekonomian proyek harus dilakukan untuk mengurangi resiko investasi dan mengetahui parameter-parameter keekonomian proyek tersebut. Dalam analisis keekonomian proyek migas, kita harus dapat memilah antara elemen yang merupakan biaya (cost) dan parameter yang memungkinkan untuk memperoleh revenue, disamping perlu memahami aturan perpajakan, serta jenis dan implikasi kontrak yang terkait. Analisis keekonomian proyek migas, seperti EOR, stimulasi sumur, pengembangan lapangan, dan sebagainya, senantiasa mengacu pada PSC (Production Sharing Contract) yang telah disepakati antara kontraktor dengan pemerintah. Namun, dalam PSC saat ini belum menerapkan depletion premium, sehingga belum ada kejelasan besarnya dan mekanisme kontrol penggunaan dana alokasi khusus tersebut dalam pengembangan sektor energi. Ketidakjelasan penggunaan depletion premium dalam PSC dan analisis keekonomian proyek migas ini akan mengancam ketersediaan energi di masa yang akan datang bagi negara kita dan akan membuat bangsa kita selalu bergantung pada negara lain dalam penyediaan kebutuhan energi. Paper ini mengkaji tentang penerapan depletion premium dalam analisis keekonomian proyek migas menurut model PSC yang umum diterapkan di Indonesia saat ini dengan studi kasus proyek pengembangan lapangan X yang telah habis masa kontraknya dan akan dimanfaatkan kembali potensinya. Tujuan utamanya adalah menentukan tingkat keekonomian proyek apakah masih menarik bagi investor maupun pemerintah atau tidak, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keekonomian proyeknya, perhitungan estimasi besarnya pembiayaan (investasi) yang diperlukan pemerintah untuk melakukan eksploitasi migas secara mandiri. II. TEORI DASAR Seperti usaha lainnya perusahaan minyak dan gas bumi bertujuan mencari keutungan. Keuntungan dinyatakan dengan indikator- indikatornya, sedangkan tugas perusahaan adalah menentukan pilihan dari alternatif-alternatif yang paling menguntungkan bagi investasi. Untuk Agus Rendi Wijaya, 12202048 Semester II 2007/2008 3 menilai keekonomian suatu proyek migas, perlu dilihat semua aspek pengeluaran dan pendapatan selama proyek itu berlangsung (full life cycle analysis) yang dipengaruhi oleh waktu, fiscal regime, dan resiko-resiko yang akan dihadapi. 2.1 ALIRAN DANA (CASH FLOW) Aliran dana yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha menunjukkan kemampuan untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan usaha tersebut. Hal yang sangat mendasar dalam pengusahaan migas hulu adalah kecermatan kita dalam memperkirakan cash flow, selama proyek berlangsung.