105 BAB V ANALISIS V.1 Analisis Awal Potensi Kecelakaan Pada bagian awal telah disebutkan terdapat celah antara tahap perencanaan dan tahap operasional jalan tol. Pada bagian ini akan coba dianalisa secara umum kemungkinan celah- celah yang ada antara kedua proses tersebut. Tabel V.1 menunjukan perbedaan kondisi antara tahap perencanaan dan tahap oprasional. Tabel V. 1 Perbedaan Kondisi Antara Tahap Perencanaan dan Tahap Operasional No Aspek Perencanaan Operasional 1 Referensi Kecepatan Kec. Rencana Kec. Operasional 2 Kecepatan Kecepatan individu Kecepatan rata-rata 3 Kondisi Lalu Lintas Mikroskopik Makroskopik V.1.1 Referensi Kecepatan Pada tahap perencanaan geometrik jalan, kecepatan yang dijadikan referensi ialah kecepatan rencana. Kecepatan rencana merupakan salah satu hal yang akan menentukan besaran nilai dari parameter geometrik yang lainnya seperti Rmin, superelevasi, jarak pandang dan sebagainya. Kecepatan rencana merupakan kecepatan ideal bagi kendaraan melaju di atas permukaan jalan. Sedangkan, kecepatan operasional merupakan kecepatan aktual kendaraan melaju melewati permukaan jalan. Kecepatan rencana yang berbeda dengan kecepatan operasional akan menyebabkan kendaraan keluar dari lajur yang ada khususnya di daerah tikungan atau superelevasi. V.1.2 Kecepatan Pada tahap perencanaan geometrik jalan, kecepatan yang ada ialah kecepatan individu sedangkan pada tahap operasional kecepatan yang ada ialah kecepatan rata-rata. Kecepatan individu lebih sedikit memiliki potensi kecelakaan dari pada kecepatan rata-rata. Pada 106 kecepatan rata-rata, perbedaan kecepatan yang besar semakin memperbesar potensi kecelakaan terutama kecelakaan tabrak belakang (rear-end). V.1.3 Kondisi Lalu Lintas Pada tahap perencanaan geometrik jalan, secara implisit kondisi lalu lintas yang diperhitungkan ialah kondisi mikroskopik kendaraan atau hanya menimbang satu kendaraan sedangkan pada tahap operasional kondisi lalu lintas yang diperhitungkan ialah kondisi makroskopik atau menimbang banyak kendaraan dalam satu waktu. Banyak kendaraan terlebih dengan ukuran berat dan dimensi yang makin beragam akan semakin meningkatkan potensi kecelakaan. Hal ini disebabkan karena semakin besar dimensi dan berat kendaraan akan semakin sulit untuk kendaraan bermanuver, sehingga semakin bervariasi jenis kendaraan semakin besar potensi kecelakaan yang ada. V.2 Analisis Tingkat Kecelakaan Pada analisa tingkat kecelakaan di jaringan jalan tol terlebih dahulu harus menghitung tingkat kecelakaan dari masing-masing segmen di tiap ruas jalan tol yang ada dengan menggunakan crash rate. Contoh perhitungan akan diambil ruas tol Jagorawi segmen Cililitan-TMII lajur A, data pada segmen ini ialah : Panjang Segmen = 2,750 Km Jumlah Lajur = 4 lajur Volume Kendaraan = 2010 = 128161 Kendaraan/hari 2011 = 151662 Kendaraan/hari 2012 = 152526 Kendaraan/hari 2013 = 162142 Kendaraan/hari 2014 = 163431 Kendaraan/hari Rata-rata = 151584 Kendaraan/hari Jumlah Kecelakaan = 2010 = 10 Kasus 107 2011 = 9 Kasus 2012 = 5 Kasus 2013 = 3 Kasus 2014 = 10 Kasus Jumlah = 37 Kasus Dengan menggunakan rumus crash rate : Tahap-1 ��������= �������� 1000000 � (�)� 365 �������� = 151584 1000000 � 5 � 365 �������� =276642 Tahap – 2 � ������= � �������� ������ (�����) �������� ������ � � � � � ������= 37 27664 � 2,750 � 4 � ������= 0.012 Kasus/Juta Kendaraan.Kilometer Perhitungan ini kemudian dilakukan untuk setiap segmen jalan tol pada setiap ruas yang ada. Adapun perhitungan tiap segmen dari masing-masing ruas dapat dilihat sebagai berikut. 108 V.2.1 Ruas Jagorawi Volume lalu lintas pada ruas tol Jagorawi dapat dilihat pada Tabel V.2. Tabel V. 2 Volume Lalu Lintas Pada Ruas Tol Jagorawi (2010-2014) Dengan nilai: Jumlah Hari/Tahun = 365 n (jumlah tahun) = 5 Faktor Pembagi = 1.000.000 Maka didapat nilai MEV per segmen seperti pada Tabel V.3 Tabel V. 3 Nilai MEV per Segmen Pada Tol Jagorawi Jalur A Jalur B Jalur A Jalur B Jalur A Jalur B 1 Cililitan - TMII 128161 119039 151662 163810 152526 143050 2 TMII - Ps.Rebo 104833 101699 126407 150700 128553 125783 3 Ps.Rebo - Cibubur 89641 116437 110726 109327 71514 66601 4 Cibubur - Cimanggis 62026 64560 79541 71140 65664 65498 5 Cimanggis - Gn. Putri 56068 58704 71460 64096 59917 64615 6 Gn. Putri - Citeureup 55141 57507 70119 62654 58758 62912 7 Citeureup - Sentul 48851 51170 61650 56705 53555 58231 8 Sentul - Sentul Selatan 46434 46086 58007 52212 49796 54234 9 Sentul Selatan - Bogor IC 38926 38662 46710 42809 41420 45976 10Bogor IC - Bogor 24786 25400 26409 27878 26564 27305 Jalur A Jalur B Jalur A Jalur B Jalur A Jalur B 1 Cililitan - TMII 162142 140978 163431 140164 151,584 141,408 2 TMII - Ps.Rebo 138453 123970 139644 123589 127,578 125,148 3 Ps.Rebo - Cibubur 73872 68976 76308 69350 84,412 86,138 4 Cibubur - Cimanggis 64638 68061 65544 70403 67,483 67,932 5 Cimanggis - Gn. Putri 56975 69432 57252 71549 60,334 65,679 6 Gn. Putri - Citeureup 56622 68031 57018 71064 59,532 64,434 7 Citeureup - Sentul 49968 62699 50712 65832 52,947 58,927 8 Sentul - Sentul Selatan 47076 60574 47518 62618 49,766 55,145 9 Sentul Selatan - Bogor IC 35982 46754 35796 47529 39,767 44,346 10Bogor IC - Bogor 29536 29782 30593 30259 27,578 28,125 No Segmen Rata-Rata No Segmen 2010 2011 2012 2013 2014 Panjang Awal Akhir Segmen Jalur A Jalur B Jalur A Jalur B 1 Cililitan - TMII 02+450 ~ 05+200 2.750 4 3 276.642 258.070 2 TMII - Ps.Rebo 05+200 ~ 07+300 2.100 4 4 232.830 228.395 3 Ps.Rebo - Cibubur 07+300 ~ 14+100 6.800 3 3 154.052 157.202 4 Cibubur - Cimanggis 14+100 ~ 19+600 5.500 4 4 123.156 123.977 5 Cimanggis - Gn. Putri 19+600 ~ 24+100 4.500 4 4 110.110 119.865 6 Gn. Putri - Citeureup 24+100 ~ 27+400 3.300 4 4 108.645 117.591 7 Citeureup - Sentul 27+400 ~ 33+200 5.800 4 4 96.629 107.543 8 Sentul - Sentul Selatan 33+200 ~ 36+750 3.550 4 4 90.823 100.639 9 Sentul Selatan - Bogor IC 36+750 ~ 40+850 4.100 3 3 72.574 80.931 10Bogor IC - Bogor 40+850 ~ 42+250 1.400 2 2 50.329 51.328 No Segmen MEV/segmenSta Jumlah Lajur 109 Tabel V.3 menunjukan nilai MEV per segmen yang merupakan hasil dari data volume lalu lintas yang melewati ruas tol Jagorawi dalam kurun waktu 2010 – 2014. Jumlah kecelakaan pada ruas tol Jagorawi dapat dilihat pada Tabel V.4 Tabel V. 4 Jumlah Kecelakaan Pada Ruas Tol Jagorawi (2010-2014) Nilai Crash Rate (R) per segmen dapat dilihat pada Tabel V.5 Tabel V. 5 Nilai Crash Rate (R) per Segmen Pada Tol Jagorawi Tabel V.5 menunjukan nilai Crash Rate (R) per segmen yang merupakan hasil olahan dari nilai MEV yang melewati ruas tol Jagorawi dalam kurun waktu 2010 – 2014. Jalur A Jalur B Jalur A Jalur B Jalur A Jalur B 1 Cililitan - TMII 10 9 9 10 5 8 2 TMII - Ps.Rebo 7 9 7 16 8 12 3 Ps.Rebo - Cibubur 17 20 11 22 25 20 4 Cibubur - Cimanggis 19 12 17 9 18 12 5 Cimanggis - Gn. Putri 12 8 29 9 13 9 6 Gn. Putri - Citeureup 8 14 18 4 8 6 7 Citeureup - Sentul 16 9 19 9 20 13 8 Sentul - Sentul Selatan 4 8 9 8 16 3 9 Sentul Selatan - Bogor IC 15 5 21 12 16 16 10Bogor IC - Bogor 0 0 0 2 0 0 Jalur A Jalur B Jalur A Jalur B Jalur A Jalur B 1 Cililitan - TMII 3 4 10 7 37 38 2 TMII - Ps.Rebo 8 5 5 4 35 46 3 Ps.Rebo - Cibubur 19 18 29 19 101 99 4 Cibubur - Cimanggis 18 14 11 18 83 65 5 Cimanggis - Gn. Putri 18 11 24 11 96 48 6 Gn. Putri - Citeureup 12 13 13 3 59 40 7 Citeureup - Sentul 23 12 21 11 99 54 8 Sentul - Sentul Selatan 6 5 12 6 47 30 9 Sentul Selatan - Bogor IC 21 13 18 12 91 58 10Bogor IC - Bogor 0 0 0 0 - 2 2012 Jml Kecelakaan2013 2014 2010 No SegmenNo 2011 Segmen Panjang Awal Akhir Segmen Jalur A Jalur BJalur A Jalur B 1 Cililitan - TMII 02+450 ~ 05+200 2.750 4 3 0.012 0.018 2 TMII - Ps.Rebo 05+200 ~ 07+300 2.100 4 4 0.018 0.024 3 Ps.Rebo - Cibubur 07+300 ~ 14+100 6.800 3 3 0.032 0.031 4 Cibubur - Cimanggis 14+100 ~ 19+600 5.500 4 4 0.031 0.024 5 Cimanggis - Gn. Putri 19+600 ~ 24+100 4.500 4 4 0.048 0.022 6 Gn. Putri - Citeureup 24+100 ~ 27+400 3.300 4 4 0.041 0.026 7 Citeureup - Sentul 27+400 ~ 33+200 5.800 4 4 0.044 0.022 8 Sentul - Sentul Selatan 33+200 ~ 36+750 3.550 4 4 0.036 0.021 9 Sentul Selatan - Bogor IC 36+750 ~ 40+850 4.100 3 3 0.102 0.058 10Bogor IC - Bogor 40+850 ~ 42+250 1.400 2 2 0.000 0.014 No Segmen Sta Crash Rate (R)Jumlah Lajur 110 Dari data yang ada maka didapat nilai rata-rata crash rate untuk ruas tol Jagorawi sebesar 0,031 dengan nilai standard deviasi sebesar 0,021. Nilai-nilai ini didapat pada komposisi kendaraan antar golongan I hingga golongan V sebesar 90,99-6,33-1,85-0,44-0,39. Persentase jenis kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan di ruas Jagorawi dapat dianalisa dari data “Persentase Jenis Kendaraan yang Mengalami Kecelakaan”. Tabel V. 6 Persentase Jenis Kendaraan yang Mengalami Kecelakaan di Ruas Jagorawi Dari tabel diatas, maka didapat persentase jenis kendaraan besar dan kecil yang mengalami kecelakaan sebesar: Kendaraan ringan = 18,78%+4,25%+12,44%+33,53% = 69,00% Kendaraan berat = 2,01%+2,24%+0,00%+15,05%+8,72%+0,67%+1,94%+0,15% = 30,77% Sepeda Motor = 0,15% Lain-lain = 0,07% Gambar V.1 menunjukan diagram lingkaran persentase kecelakaan berdasarkan jenis kendaraannya. 2010 2011 2012 2013 1 Sedan 56 66 76 54 252 18.78% 2 Jip 25 11 13 8 57 4.25% 3 Pick-Up 40 39 40 48 167 12.44% 4 Minibus 98 132 117 103 450 33.53% 5 Bus Sedang 7 10 6 4 27 2.01% 6 Bus Besar 2 as 10 5 9 6 30 2.24% 7 Bus Besar > 3 as 0 0 0 0 0 0.00% 8 Truk kecil 34 62 48 58 202 15.05% 9 Truk Besar 2 as 22 31 31 33 117 8.72% 10Truk Besar > 3 as 1 2 4 2 9 0.67% 11Truk Gandeng 2 11 6 7 26 1.94% 12Truk Triller 0 0 2 0 2 0.15% 13Sepeda Motor 1 0 0 1 2 0.15% 14Lain-lain 0 0 0 1 1 0.07% 1342 100.00% Tahun Jenis KendaraanNo TotalPersentase 111 Gambar V. 1 Persentase Jenis Kendaraan yang Mengalami Kecelakaan di Ruas Jagorawi 112 V.2.2 Ruas Jalan Lingkar Luar Jakarta (JLJ) Volume lalu lintas pada ruas tol Jagorawi dapat dilihat pada Tabel V.7 Tabel V. 7 Volume Lalu Lintas Pada Ruas Tol JLJ (2010-2014) Jalur A Jalur B Jalur A Jalur B Jalur A Jalur B 1 Ulujami - Veteran 45068 52002 54819 62433 52926 61068 2 Veteran - Ciputat Raya 45068 55468 54439 72331 52926 65139 3 Ciputat Raya - Pd. Pinang Barat 45068 52002 52535 60910 52926 61068 4 Pd. Pinang Barat - Pd. Pinang Timur 55648 62402 67001 74996 65139 73282 5 Pd.